Posted by PT. Equityworld Futures on Selasa, 13 Desember 2016
Ada rasa syukur yang dirasakan Aiptu Sutisna, petugas polisi yang dicaci dan dicakar oleh Dora Natalia di jalan raya. Menurut Sutisna, Dora beruntung 'berulah' dengannya, bukan dengan petugas lain.
"Cuma kenapa saya laporkan, (karena) saya ngerasa kok baju saya dihina," ucapnya dengan nada bergetar. Namun, Surisna belum memikirkan apabila Dora meminta persoalan itu diselesaikan secara kekeluargaan dan memintanya untuk mencabut laporannya di Polres Jakarta Timur. "Oh kalau itu lihat nanti aja, tapi namanya orang minta maaf akan saya maafkan," tandas Sutisna.
"Jadi saya tidak akan bersikeras tidak memaafkan, saya akan memaafkan ibu Dora mugkin karena satu, dia itu khilaf, atau mungkin beliau itu ada masalah, alhamdulillahnya ketemu sama saya. Kalau ketemu orang lain enggak tahulah mungkin dia juga kena pukul. Tapi untungnya ketemunya sama saya," ujar Sutisna, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/12/2016).
Sutisna mengatakan, semua orang tidak lepas dari kesalahan. Untuk itu, ia memilih bersikap legowo dan tidak melawan sedikitpun saat 'diserang' oleh Dora. Meski telah membuka pintu maaf, namun Sutisna melaporkan tindakan Dora itu ke Polres Jakarta Timur. Sutisna merasa profesinya dilecehkan.
Begini Awal Mula Kejadian Aiptu Sutisna Dimaki dan Dicakar Dora | Equityworld Futures
Anggota Satuan Patroli dan Pengawalan (Patwal) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Aiptu Sutisna dimaki-maki dan dicakar oleh pegawai Mahkamah Agung (MA) Dora Natalia Singarimbun. Bagaimana awal kejadian tersebut?
"Setelah dia puas mukulin saya, saya sempat ngomong--itu rekaman video udah habis--ibu sudah puas maki-maki saya, marahin saya, mukulin saya, kalau memang sudah puas silakan. Tapi kalau belum puas silakan, saya tidak akan melawan sedikit pun, silakan ibu lampiaskan emosi ibu, kekecewaan ibu sama polisi cukup sama saya saja jangan ke orang lain," beber Sutisna.
Tapi bukannya berhenti, Dora, menurut Sutisna kembali memukuli dia. Sutisna lantas menenangkan Dora hingga akhirnya Sutisna menyerahkan kembali kunci mobil tersebut kepada Dora. "Mungkin sudah capek, mukulin saya dan saya juga tidak mau melawan akhirnya ibu sudah puas kalau sudah puas dan merasa sudah tenang jiwa ibu, ini kunci saya kembalikan. Akhirnya kunci saya kembalikan," terang Sutisna.
Setelah kunci mobilnya dikembalikan, Dora pun pergi meninggalkan Sutisna. Saat itu, handphone milik Sutisna yang masih dia pegang, dibuang ke jalur busway. "Setelah saya kembalikan kuncinya, si ibu itu pergi, mungkin dia sadar, handohone saya masih sama dia, akhirnya dia lempar ke jalur TransJakarta," kata Sutisna.
Sutisna menjelaskan, pada Selasa (13/12) pagi, dirinya sudah bersiaga melakukan pengaturan dan penjagaan di busway di Jl Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur sejak pukul 06.00 WIB. Dia memang ditugaskan (BKO) menjadi Satgas TransJakarta untuk melakukan sterilisasi busway.
"Di situ kan ada galian gorong-gorong, sehingga menimbulkan kemacetan setiap paginya. Saya saat itu bertugas bersama dengan Bripda Sudiro dari Satgattur Ditlantas Polda Metro Jaya," terang Sutisna kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Sekitar pukul 09.00 WIB, arus lalu lintas sudah mulai mencair. Sutisna masih berdiri di jalan tersebut untuk melakukan pengaturan lalu lintas. "Kemudian ada mobil Xenia berhenti persis di depan saya, dia buka kaca sebelah kanan, dia teriakin saya "eh a**** kalau mau berdiri jangan di depan sana"," tutur Sutisna menceritakan kejadian itu.
Semula Sutisna tidak menghiraukan makian tersebut karena menganggap teriakan yang dikeluarkan bukan ditujukan kepadanya. Namun Dora kembali berteriak dengan melontarkan perkataan kasar kepadanya. "Eh ternyata dia manggil lagi "eh...(kata-kata kasar) saya ngomong sama elu" oh maaf ibu kenapa ibu marah-marah pagi-pagi, marah-marah sama saya, apa saya salah sama ibu?," ujar Sutisna.
Bukannya berkata sopan, Dora makin memaki Sutisna dan mengumpatnya . "'Iya elu bego, enggak punya otak, tolol', semua kata-kata kotor dari mulutnya si ibu," kata Sutisna menyebutkan makian Dora. Sutisna lalu ke depan mobilnya untuk memfoto pelat nomor mobil yang dikemudikan Dora. "Saya ke depan bermaksud dokumentasikan pelat nomor dia untuk foto, dia main ambil HP saya," sambungnya.
Rekaman video kejadian tersebut beredar viral di media sosial. Video tersebut direkam oleh Sudiro. Cerita di atas itu, belum sempat direkam oleh Sudiro. "Setelah ambil HP saya dia bilang "saya orang Mahkamah Agung, handphonemu saya sita, nanti kamu ambil di Mahkamah Agung". Kalau ibu mau ambil silakan ambil saja, orang HP saya jelek," katanya.
Sutisna kemudian meminta Dora untuk mengklarifikasi cacian terhadapnya. Ketika Dora hendak masuk ke dalam mobil dan membuka pintu mobil, Sutisna kemudian mengambil kunci mobilnya. "Saya keukeuh pengen klarifikasinya. Setelah saya ini, dia mau ninggalin saya, dia buka pintu mobil, ya saya ambil koncinya saya bilang tolong ibu klarifikasi dulu ke saya," lanjutnya.
Setelah kunci mobilnya diambil, Dora semakin emosi. Dia lalu menarik kerah seragam Surisna yang dilapis rompi. Sutisna tidak melawan dan memilih masuk ke jakur busway. Dora tambah emosi dan mengejarnya. Di jalur busway Dora menarik seragam Sutisna untuk meraih kunci mobil yang dipegang Sutisna, hingga rompinya rusak dan tanda kepangkatan Sutisna copot.
Kisah Aiptu Sutisna Bertugas di Jalanan, Dicakar hingga Penodongan Senpi | Equityworld Futures
Risiko menjadi anggota Polisi Lalu Lintas memang besar dan cenderung membahayakan. Seperti yang dialami Aitpu Sutisna, anggota Polantas Polda Metro Jaya. Bukan hanya dimarahi pengendara, Sutisna pernah diancam dengan todongan senjata api oleh pengendara motor. "(Kejadian penodongan) di situ juga, di daerah Kampung Melayu juga, yang tangani Polres Jaktim," kata Sutisna kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Sutisna juga pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2013 atas dedikasinya mengamankan kegiatan KTT APEC. Tadi pagi, Sutisna kembali menerima penghargaan dari Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) M Iriawan atas sikapnya yang tidak arogan saat menghadapi Dora. Dengan segudang penghargaan itu, Sutisna merasa bukan hal yang luar biasa, tetapi ia merasa bangga karena pimpinannya memperhatikan kinerja anak buahnya. "Cuma memang merasa sedikit bangga karena pimpinan mau mengapresiasi," ujarnya.
Namun kejadian itu tidak menimpa langsung Sutisna. Sutisna mengisahkan, penodongan itu terjadi saat pengendara motor tersebut diberhentikan karena memasuki busway. "Diberhentikan enggak terima, dia nodongin senjata ke rekan saya, kita mau tangkap enggak ketangkep. Akhirnya ya Polres Jaktim yang nangkep. Ketangkep satu doang," kisahnya.
Atas dedikasinya itu, Sutisna pun mendapat penghargaan dari pimpinannya. Penghargaan dari Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya dia dapatkan dua kali. "Dari Dirlantas saya sudah dua kali, yang sekarang (Kombes Ermayudi) sama sebelumnya (Kombes Syamsul Bahri)," lanjutnya.