Posted by PT. Equityworld Futures on Kamis, 22 Desember 2016
Isu masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) yang masuk secara besar-besaran ke Indonesia akhirnya ditanggapi Presiden Jokowi. Jokowi menyangkal ada puluhan juta TKA China yang berada di Indonesia.
“Jangan ditambahi nol terlalu banyak,” lanjutnya. Ia mengatakan masuknya TKA China secara berbondong-bondong tidak mungkin terjadi. Sebab, gaji di China jauh lebih besar dibandingkan di Indonesia. Jokowi pun meminta masyarakat tidak menyebarluaskan informasi tak berdasar yang menyebabkan kegaduhan.
Ia menyebut, saat ini hanya ada sekira 21 ribu TKA China di Indonesia. “Ini harus dijawab. Dari China ada 10 juta 20 juta, itu yang hitung kapan. Hitungan kita hanya 21 ribu sangat kecil sekali,” katanya, Jumat (23/12/2016).
Jokowi: Pekerja Asal China 21 Ribu Orang, Bukan 20 Juta | Equityworld Futures
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan isu tenaga kerja asal China yang mencapai jutaan orang di Indonesia tidak masuk logika. Menurut dia, upah di Indonesia tergolong masih kecil dibandingkan negara lain sehingga Indonesia belum bisa menjadi sasaran pencari kerja dari negara lain, termasuk China.
Jokowi mengatakan, kebijakan bebas visa itu untuk mendorong sektor pariwisata di Indonesia. Wisatawan asal China dinilai Jokowi menjadi pasar strategis. Jika kebijakan bebas visa itu disalahgunakan oleh warga China untuk bekerja di Indonesia maka itu sudah menjadi urusan Imigrasi dan kementerian tenaga kerja untuk menindaknya. "Kalau seperti itu kan sudah ada yang mengurusnya, tapi pasti jumlahnya tidak akan besar," katanya.
"Logikanya di mana kalau ada yang bilang pekerja asal Tiongkok (China) mencapai 10 atau 20 juta masuk negara kita untuk bekerja. Ini kabar bohong yang diembuskan orang tidak bertanggung jawab," kata Jokowi saat acara Deklarasi Pemagangan Nasional di Kawasan Industri Kawasan Industri International City (KIIC) Karawang, Jawa Barat, Jumat (23/12/2016). Jokowi mengaku sudah mendengar isu yang berkembang adanya pekerja asal China yang mencapai 20 juta orang. Dia menilai kabar tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan karena pekerja asal China berkisar 21 ribu orang.
"Isu itu harus saya jawab dan saya katakan berita itu tidak benar. Yang benar itu cuma 21 ribu orang. Masih lebih banyak pekerja kita di luar negeri," katanya. Menurut Jokowi, warga China yang masuk ke Indonesia adalah para wisatawan. Dia menandaskan, para pekerja asal China sengaja didorong ke Indonesia untuk menambah pundi-pundi devisa.
Selama ini, kata Jokowi, wisatawan China paling banyak berkunjung ke Amerika dan Eropa. Jokowi justru berharap sebanyak-banyaknya wisatawan China masuk Indonesia. "Memang kita mendorong warga China ke Indonesia, tapi bukan untuk bekerja melainkan sebagai turis. Jadi banyaknya warga China ke Indonesia itu sebagai wisatawan jangan di balik," katanya.
Presiden Bantah Pekerja Tiongkok di RI Capai Jutaan | Equityworld Futures
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah pekerja Tiongkok di Indonesia mencapai puluhan juta orang. Menurut Jokowi, pekerja negeri Tirai Bambu itu di dalam negeri hanya sekitar 21.000 orang. "Banyak yang bersuara-bersuara Tiongkok yang masuk ke Indonesia 10 juta, 20 juta. Itu yang menghitung kapan. Hitungan kita 21.000, sangat kecil sekali," kata Jokowi dalam sambutannya saat Deklarasi Pemagangan Nasional di Karawang, Jawa Barat, Jumat (23/12). Presiden meminta masyarakat tidak menyebarkan isu dengan mengacu pada data yang salah sehingga menyebabkan kegaduhan.
Data Kementerian Ketenagakerjaan juga menunjukkan hingga November 2016, hanya ada 74.183 pekerja asing di Indonesia. Dari angka itu, Tiongkok memang mendominasi, tetapi hanya 21.271 orang. Adapun total pekerja asing hanya mencapai 0,027 persen dari total jumlah penduduk Indonesia (sekitar 257 juta). Bila dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja Indonesia (128 juta), persentase pekerja asing hanya sekitar 0,05 persen. Sebaliknya, populasi pekerja Tiongkok di Indonesia lebih kecil dibanding dengan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara tirai bambu itu mencapai angka 153.000.
Sementara di sisi lain, Jokowi menjelaskan Indonesia menargetkan untuk meningkatkan kunjungan turis dari Tiongkok ke Tanah Air. "Itu untuk turis. Kalau ada yang ilegal yah tugasnya imigrasi, tugasnya Kemnaker (Kementerian Tenaga Kerja) untuk menindak. Tapi logikanya tidak mungkin karena gajinya di sana itu 2 kali, 3 kali lebih gede dari kita," kata Jokowi.
Dia menjelaskan Kementerian Luar Negeri akan mengevaluasi kebijakan bebas visa yang telah digulirkan untuk sejumlah negara. Jika ada penyalahgunaan Jokowi meminta imigrasi dan polisi untuk memeriksanya. "Namanya sudah dibuka pasti dievaluasi mana yang membahayakan, mana yang tidak produktif, mana yang harus ditutup atau mana yang harus diberikan untuk yang baru," kata Jokowi.
Bila menengok ke belakang, isu eksodus tenaga kerja Tiongkok ini berawal dari kesepakatan Jokowi dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, di Beijing, pada Maret 2015. Saat itu, Jokowi meminta Tiongkok untuk menggiring sekitar 10 juta wisatawan ke Indonesia.
Equityworld Futures