Posted by PT. Equityworld Futures on Senin, 21 November 2016
Manajer Leicester City, Claudio Ranieri, mulai berbicara tentang degradasi menyusul kekalahan 1-2 dari Watford dalam pertandingan Premier League di Stadion Vicarage Road, Sabtu (19/11/2016).
Watford memimpin lewat gol Etienne Capoue (menit ke-1) dan Roberto Pereyra (12') sebelum The Foxes membalas melalui lesakan penalti Riyad Mahrez (15').
Sekarang, Leicester baru menciptakan 87 peluang (129 pada 2015-2016), mencetak 14 gol (25), dan menang 3 kali (7). Raihan poin hingga pekan ke-12 The Foxes juga menurun 13 poin! Ranieri pun masih merasa janggal dengan anjloknya prestasi Jamie Vardy cs.
"Namun, dengan semangat ini, cepat atau lambat kami akan menjadi lebih baik," tuturnya lagi. Terpuruknya penampilan Leicester juga tak lepas dari terhentinya keran gol Vardy, yang musim lalu adalah pencetak gol terbanyak tim (24 gol).
Musim ini, Vardy baru mengemas dua gol. Dia sudah puasa dalam delapan laga terakhir Premier League. Bahkan, Pemain Terbaik Premier League 2016 ini gagal melepaskan tembakan tepat sasaran selama 543 menit!
"Zona degradasi sudah sangat dekat dengan kami dan kami harus bereaksi," kata Ranieri kepada Sky Sports. "Kami harus kompak dan terus bekerja keras karena hanya ada satu obat, yakni kerja keras dan selalu bersama," ucap dia lagi.
Leicester telah kehilangan poin dalam enam pertandingan Premier League musim 2016-2017 dan cuma sanggup meraih tiga kemenangan. Koleksi 12 poin dari 12 pertandingan membuat pasukan Claudio Ranieri tinggal berjarak dua poin dengan zona merah, yang ditempati oleh Hull City.
"Apa yang kami alami sangat aneh, tetapi nyata. Saya mengatakan kepada para pemain bahwa saya sangat senang dengan semangat dan kinerja tim. Hanya, hasil pertandingannya saja yang salah," ujar Ranieri.
Performa Jamie Vardy dan Riyad Mahrez Menurun Tajam | Equity World
Tepat pekan lalu pada tahun 2015, Jamie Vardy sebagai penyerang Leicester City mampu menyamai rekor Ruud van Nistelroy dalam produktivitas gol. Tahun ini di pekan yang sama, Vardy baru mencetak dua gol di Liga Inggris.
Jamie Vardy kembali tampil kurang greget bersama Leicester yang kalah 2-1 dari tuan rumah Watford. Padahal pada laga terakhir bersama Timnas Inggris, Vardy tampil menawan. Ia membobol gawang Timnas Spanyol dalam laga persahabatan di Wembley, medio pekan lalu.
The Foxes alias Si Rubah, julukan Leicester, benar-benar goyah setelah ditinggal oleh N’Golo Kante yang hijrah ke Chelsea. Selain Vardy, Riyad Mahrez yang diincar oleh Barcelona pun jadi melempem. Leicester menjadi cerita yang tak pernah habis karena mampu menjuarai Liga Inggris yang sangat ketat.
Catatan waktu tembakan juga membesar, dari rata-rata 27,2 menit menjadi 57,2 menit. Demikian juga dengan Mahrez, dari 35,3 menit menjadi 38,8 menit. Penurunan performa itu terjadi ketika harga pasar dan gajinya melambung musim ini.
Kepergian Kante ternyata tak cukup disumpal oleh kedatangan Islam Slimani. Paling tidak di Liga Inggris hingga Si Rubah terjerembab ke posisi 14 atau tiga level di atas zona merah. Ranieri masih mengapresiasi positif. Ia berharap sisa laga bisa diselesaikan secara lebih baik.
Tokoh utamanya adalah Vardy dan Mahrez dengan pelatih Claudio Ranieri. Vardy juga menyabet Pemain Terbaik Liga Inggris 2015/2016. Musim lalu, Vardy rata-rata mencetak 4,8 tendangan dan Mahrez 5,1 tendangan per laga. Musim ini, performa keduanya jauh merosot.
Leicester City Kembali Telan Pil Pahit | Equity World
Sebagai juara bertahan Liga Inggris, Si Rubah Leicester menelan kekalahan keenam musim ini. Tapi, Claudio Ranieri tetap memuji Jamie Vardy dkk. Dalam laga pekan ke-12 Liga Inggris di Vicarage Road Stadium, Leicester dibekuk tuan rumah Watford 2-1.
Musim lalu, Leicester hanya kalah dua kali dan dua-duanya dari Arsenal. Mahrez dan Vardy yang membawa Leicester jadi kampiun musim lalu. Kini, tak ada lagi gerakan cepat dari kedua sayap Leicester.
Tapi, Pelatih Leicester City Claudio Ranieri tetap memuji performa Vardy dkk terutama kebangkitannya setelah tertinggal 0-2. Ia harus segera melupakan kekalahan ini untuk menatap laga Liga Champions melawan Club Brugge.
Etienne Capoue mencetak gol cepat detik ke-33 yang merontokkan mental Riyad Mahrez dkk. Itu masih diikuti gol cantik Roberto Pereyra dengan tendangan melengkung menit ke-12. Si Rubah sebenarnya menemukan momentum ketika Vardy dijatuhkan oleh Miguel Britos di kotak terlarang. Mahrez mengeksekusi penalti dengan menawan sehingga memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1.
Tapi, performa Rubah tak juga meningkat akibat gempuran Watford yang lebih gencar. Hingga peluit panjang dibunyikan, tak ada tambahan gol sehingga Si Rubah keok 1-2. Leicester kini berada di peringkat ke-14, atau tiga level di atas zona degradasi setelah menderita enam kekalahan.