Posted by PT. Equityworld Futures on Senin, 21 November 2016
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kasus pidana yang melibatkan mantan menteri ekonomi, Alexei Ulyukayev tidak berdampak pada proses privatisasi, termasuk penjualan saham perusahaan minyak Rosneft. Sebelumnya, Putin memecat Ulyukayev lantaran diduga menerima suap sebesar dua juta dolar Amerika Serikat dari Rosneft. Kasus itu tampaknya memperlihatkan perpecahan di lingkar dalam pimpinan Rusia.
Rencananya Rosneft akan membeli kembali 19,5 persen saham dari Rosneftegaz, perusahaan induk pemerintah yang bersama-sama menguasai 69,5 persen saham Rosneft, namun mereka akan menjualnya kembali ke investor pada kuartal pertama tahun depan.
Putin mengatakan penjualan tersebut akan dilakukan lebih awal, dan ia tidak khawatir nilainya akan turun walau mantan menteri terkait tengah ditahan, bahkan pemerintah dikabarkan akan mengumpulkan 700 milyar rubel (11 milyar dolar AS) dari penjualan 19,5 persen saham Rosneft.
Kementerian yang dulunya dipimpin Ulyukayev tengah mengurusi penjualan aset perusahaan pemerintah demi menutup kekurangan anggaran tahun ini. "Pemerintah dan manajemen perusahaan akan bekerja sama mengurusi penjualan saham Rosneft," terang Putin.
Sementara itu, Pemerintah Rusia tengah menyiapkan penjualan 19,5 persen saham Rosneft, perusahaan penghasil minyak terbanyak negara itu dan salah satu produsen terbesar dunia.
IHSG Diprediksi Bergerak di Kisaran 5.078-5.267 | Equity World
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini akan bergerak di kisaran level 5.078-5.267.
Dia menjelaskan, kondisi pergerakan harga komoditas masih terlihat akan mempengaruhi gerak IHSG, support saat ini terlihat berada di level 5.078. "Support saat ini dengan target resistance di level 5.267, hai ini IHSG berpotensi menguat," pungkasnya.
Adapun sejumlah saham yang direkomendasikan pada perdagangan hari ini yakni ASRI, ADHI, ASII, BBNI, JSMR, PGAS, UNVR, INDF, dan BBCA.
William menyampaikan, pola gerak IHSG masih terlihat terkonsolidasi kembali paska tekanan yang terjadi, momentum kenaikan masih bersifat teknikal rebound. "Namun potensi kenaikan masih terlihat cukup besar untuk rentang waktu jangka menengah-panjang," ujarnya di Jakarta, Selasa (22/11/2016).
BI dan LPS Dinilai Sanggup Hadapi Aksi Rush Money | Equity World
Isu Rush Money akhir-akhir ini santer terdengar cukup meresahkan bagi perekonomian negara. Namun, bila hal itu benar-benar terjadi Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dinilai mampu menghadang dampak negatif dari aksi penarikan uang itu.
Namun, yang perlu diwaspadai, jika isu itu benar-benar terjadi adalah pada sektor-sektor saham perbankan yang diperkirakan akan terkena dampak yang kurang baik. "Kalau itu benar terjadi pasti sektor perbankan terpukul turun ya. Artinya sektor-sektor saham perbankan ada tekanan untuk turun, karena ada rush di sana," tutup Hans.
"Tapi kalau kita lihat, kalaupun terjadi rush di bank sistem perekonomian kita cukup kuat dan saya pikir BI (Bank Indonesia) dan LPS mampu menghadang masalah ini saya pikir," ujar Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee kepada Okezone. Maka, seandainya isu rush money itu benar-benar terjadi di Indonesia, efeknya tidak akan berlangsung lama. "Pasti efeknya cuma sementara, atau jangka pendek," sambung Hans.