Bus-bus mulai memasuki daerah-daerah terakhir yang dikuasai pemberontak di Aleppo pada Minggu (18/12) untuk melanjutkan evakuasi warga sipil dan pemberontak Suriah menurut warta kantor berita SANA. Operasi tersebut tertunda pada Jumat, sehari setelah ribuan orang mulai meninggalkan daerah kantung pemberontak di bawah sebuah perjanjian yang membuat rezim bisa menguasai kota itu sepenuhnya.
Sebanyak 1.500 warga lainnya akan meninggalkan Fuaa dan Kafraya bersama 1.500 warga dari Zabadani dan Madaya, dua kota pemberontak yang dikepung rezim di provinsi Damaskus. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa sekitar 40.000 warga sipil dan pemberontak terjebak di sektor yang dikuasai oposisi di Aleppo.
Bus-bus mulai memasuki beberapa permukiman pada Minggu di bawah pengawasan Bulan Sabit Merah dan Komite Internasional Palang Merah "untuk mengeluarkan ekstremis yang tersisa dan keluarga mereka" menurut warta SANA merujuk pada pemberontak.
Hambatan utama pelanjutan operasi itu adalah pertentangan soal jumlah orang yang akan dievakuasi bersamaan dengan warga dari dua desa Syiah, Fuaa dan Kafraya, yang berada dalam kepungan pemberontak di bagian barat laut Suriah. Seorang perwakilan pemberontak mengatakan kepada kantor berita AFP pada Minggu bahwa sebuah perjanjian baru telah dicapai. Menurut perjanjian baru itu evakuasi akan dilakukan dalam dua tahap.
"Tahap pertama, separuh warga yang dikepung di Aleppo akan pergi, bersamaan dengan evakuasi 1.250 orang dari Fuaa," kata perwakilan yang berbicara dengan syarat namanya tidak disebut itu. "Di tahap kedua, 1.250 orang dari Kafraya akan pergi bersamaan dengan evakuasi orang-orang yang tersisa di Aleppo," katanya.
Bus-bus Hendak Evakuasi Korban Perang Aleppo Dibakar Militan | PT Equityworld
Sedikitnya lima bus yang sedang dalam perjalanan untuk mengevakuasi warga sipil korban perang di Aleppo timur justru dibakar kelompok militan. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyatakan kelompok militan penyerang lima bus itu adalah Jabhat Fateh al-Sham afiliasi al-Nusra yang menentang rakyat sipil keluar dari Aleppo.
Robert Mardini, direktur regional untuk Komite Internasional Palang Merah (ICRC) yang berada di garis depan dari evakuasi menuliskan pesan di Twitter bahwa bus dan satu ambulans dari Bulan Sabit Merah Suriah “hanya menyisakan gelap dan dingin di Aleppo timur”. “Berharap evakuasi akan berjalan lancer,” tulis dia.
Presiden Rusia Vladimir Putin (sekutu utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad) dan Presiden Turki Tayyip Erdogan (pendukung utama pemberontak atau oposisi Suriah) melalui telepon sepakat bahwa gangguan untuk evakuasi ribuan warga sipil dari Aleppo timur harus cepat diatasi. Komunikasi telepon kedua pemimpin itu disampaikan kantor presiden Erdogan.
Bus-bus itu sejatinya sangat dibutuhkan untuk membawa keluar orang-orang sakit dan terluka dari desa Al-Foua dan Kefraya di Suriah. Observatorium dan stasiun televisi negara Suriah melaporkan pembakaran bus terjadi pada hari Minggu.
Ulah kelompok militan ini berbahaya, sebab bisa menjegal kesepakatan yang dibuat Suriah, Rusia dan Turki untuk meredam gejolak di Aleppo dengan tujuan mengevakuasi ribuan pasukan oposisi dan warga sipil yang terjebak di Aleppo timur.
Kelompok Hizbullah Libanon yang membantu pasukan rezim pemerintah Suriah, mengatakan bus dibakar kelompok Jabhat Fateh al-Sham.
PBB melalui pejabatnya di Suriah mengatakan kepada Reuters, Senin (19/12/2016), evakuasi warga sipil dari Aleppo timur dilanjutkan setelah mengalami keterlambatan tiga hari.
”Evakuasi menggunakan bus dan ambulans untuk meninggalkan Aleppo timur sekarang,” kata pihak PBB, melalui pesan email. Menurut PBB, evakuasi gelombang pertama dimulai semalam sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Sementara itu, video yang di-posting di media sosial menunjukkan pria berjanggut dengan senjata bersorak dan meneriakkan takbir setelah membakar bus-bus berwarna hijau sebelum mencapai dua desa untuk proses evakuasi.
Media pemerintah Suriah menyatakan pelaku serangan terhadap bus-bus untuk evakuasi warga sipil adalah “teroris bersenjata”.
Palang Merah Berharap Evakuasi Warga Aleppo Dilanjutkan Hari Minggu | PT Equityworld
Komisi Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan ada harapan untuk melanjutkan evakuasi di Aleppo pada hari Minggu (18/12) waktu setempat. Ribuan orang berkumpul di sebuah lapangan di Aleppo timur Suriah, menunggu bus tiba dan membawa mereka pergi dari daerah yang masih dikuasai pemberontak untuk kembali dievakuasi.
"Setiap orang menunggu sampai mereka dievakuasi, mereka hanya ingin melarikan diri," kata salah satu warga, Salah al Attar, seorang mantan guru dengan lima anak dan istri.
Ribuan orang telah diungsikan pada hari Kamis lalu (15/12) dari benteng pemberontak terakhir di Aleppo. Seorang juru bicara ICRC mengatakan pihaknya berharap evakuasi akan dimulai kembali pada hari Minggu pagi.
Dilansir Reuters, Senin (19/12/2016), banyak warga Aleppo menghabiskan malam dengan tidur di jalan-jalan saat suhu udara sangat dingin. Sementara itu evakuasi pada warga Aleppo telah terhenti sejak hari Jumat lalu (16/12) setelah perselisihan antara pemberontak dan pasukan pemerintah Suriah, yang menuntut bahwa orang-orang juga akan diizinkan untuk meninggalkan dua desa yang dikepung oleh pemberontak.
Negosiasi tentang bagaimana evakuasi akan dilanjutkan dan berapa banyak orang yang akan meninggalkan masih terus diupayakan. Namun belum ada tanda-tanda evakuasi telah dimulai hingga hari Minggu pagi.
Diperkirakan 15.000 orang menunggu di alun-alun di distrik Sukari Aleppo. Sebagian besar mereka adalah warga sipil yang tersisa di benteng pemberontak terakhir, terutama keluarga pejuang dan warga sipil lainnya, termasuk beberapa pejuang. Setiap keluarga telah diberi nomor oleh penyelenggara untuk memungkinkan mereka masuk bus ketika bus itu tiba.
PT Equityworld