Posted by PT. Equityworld Futures on Kamis, 15 Desember 2016
Pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang, mungkin menjadi pihak yang paling terkejut atas kekalahan timnya saat melawan Timnas Indonesia. Menguasai laga, Thailand malah menyerah 1-2 pada leg pertama final Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Rabu (14/12/2016).
Sayangnya, status favorit tak membuat Thailand bisa memenangkan pertandingan. Kekalahan 1-2 pun membuat Thailand harus kerja keras saat gantian menjamu Timnas Indonesia pada leg kedua final di Rajamangala Stadium, Sabtu (17/12/2016).
"Kami akan meminta pemain untuk konsentrasi. Indonesia harus diwaspadai karena mereka bermain dengan semangat. Kami harus benar-benar memperbaiki diri," kata Kiatisuk seperti dikutip VN Express.
Thailand menjadi tim yang paling sempurna sepanjang perhelatan Piala AFF 2016. Sebelum ke final, mereka mampu menyapu bersih semua laga dengan kemenangan. Bahkan, Timnas Indonesia pula yang menjadi korban saat dibungkam 4-2 pada laga perdana Grup A.
Setelah itu, The War Elephants sukses menaklukkan Singapura 1-0 dan Thailand 1-0. Di semifinal, giliran Myanmar yang dihancurkan Thailand dengan agregat 6-0. Itu mengapa Thailand menjadi tim yang diunggulkan kala bersua Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia Menggigit di Momen yang Tepat | PT Equityworld
Timnas Indonesia meraih kemenangan impresif 2-1 atas Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2016. Sempat tertinggal, Indonesia berhasil membalikkan keadaan di momen yang tepat.
Cedera yang dialami Andik Vermansah pada menit ke-18 dan gol Teerasil Dangda pada menit ke-33 menjadikan babak pertama di Stadion Pakansari menjadi mimpi buruk bagi Indonesia.
Lima menit kemudian Timnas Indonesia kembali memanfaatkan rapuhnya sisi kiri pertahanan Thailand. Kali ini kerja sama satu-dua Boaz Solossa dengan Zulham Zamrun membuahkan sepak pojok yang berakhir dengan gol sundulan Hansamu pada menit ke-70.
Indonesia sebenarnya memiliki peluang untuk mencetak gol ketiga, namun tendangan Ferdinand Sinaga dan sundulan Lerby Eliandry dalam satu kesempatan berhasil diantisipasi kiper Thailand Kawin Thamsatchanan.
Secara keseluruhan, strategi permainan Riedl terbilang sukses. Hanya saja Boaz Solossa dan kawan-kawan telat panas dan demam panggung di awal pertandingan, sesuatu yang tidak boleh terulang pada final leg kedua di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (15/12).
Menerapkan formasi 4-2-3-1, pelatih Alfred Riedl sebenarnya menggunakan strategi tepat untuk menghadapi Thailand yang merupakan tim terbaik di kawasan Asia Tenggara saat ini.
Mengandalkan dua gelandang bertahan Manahati Lestusen dan Bayu Pradana, Indonesia selalu berusaha memberikan tekanan ketat setiap Thailand menguasai bola.
Sayangnya, ketika berhasil menguasai bola, para pemain Indonesia selalu kebingungan dalam membangun serangan. Entah karena demam panggung atau merasakan tekanan luar biasa, para pemain Indonesia sering melakukan kesalahan sendiri di babak pertama.
Salah satu kesalahan yang dilakukan Indonesia di babak pertama adalah ketika Rizky Pora berusaha melakukan backpass ke Kurnia Meiga. Backpass Rizky terlalu lemah dan bola berhasil dikuasai Teerasil. Beruntung Teerasil terlalu terburu-buru dalam melakukan penyelesaian akhir. Permainan kolektif Timnas Indonesia juga tidak terlihat di babak pertama. Kehadiran Zulham Zamrun yang menggantikan posisi Andik juga tidak banyak membantu. Setelah gol Teerasil pada menit ke-33, Indonesia berusaha bertahan dari serangan Thailand di sisa waktu babak pertama.
Di awal babak kedua Indonesia sebenarnya kembali di bawah tekanan Thailand. Namun, memasuki pertengahan babak kedua tim tamu mulai mengendurkan permainan. Entah karena lelah atau terlalu meremehkan Indonesia, namun Thailand terlihat sedikit mengangkat kaki dari pedal gas. Momen itu dimanfaatkan dengan baik oleh Timnas Indonesia untuk menerkam Thailand. Dan satu kesalahan bek kiri Thailand Theerathon Bunmathan dimanfaatkan dengan sempurna oleh Rizky Pora untuk mencetak gol penyeimbang Indonesia pada menit ke-65.
Serba Angka 2 di Timnas Indonesia | PT Equityworld
Kiprah tim nasional Indonesia pada Piala AFF 2016 sepertinya sangat akrab dengan angka 2. Salah satu buktinya adalah torehan 2 gol yang selalu diciptakan Boaz Solossa dan kawan-kawan pada setiap laga. Teranyar, skuad Garuda menang 2-1 atas Thailand pada laga pertama final Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (14/12/2016).
Namun, timnas bermain lebih baik pada babak kedua. Puncaknya, Indonesia berbalik unggul dan akhirnya memastikan kemenangan 2-1. Dua gol pasukan Alfred Riedl diciptakan Rizky Pora (65') dan Hansamu Yama (70').
Kemenangan Indonesia ini memutus rekor menang Thailand dalam 5 laga beruntun. Selain mencetak 2 gol dalam setiap laga, ada sejumlah fakta unik yang berkaitan dengan angka 2.
Kemenangan itu luar biasa karena Indonesia sempat tertinggal 0-1 pada babak pertama oleh torehan gol Teerasil Dangda pada menit ke-33.