Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan isu serbuan tenaga kerja asing ilegal yang masuk ke Indonesia merupakan pengalihan wacana yang dihembuskan pihak luar. Ini agar bangsa Indonesia terlena dalam menghadapi persoalan dunia. Sebab, kata dia, kekayaan alam Indonesia saat ini sedang menjadi rebutan beberapa negara antara lain Tiongkok dan Australia.
Fakta itu dia buktikan dengan munculnya kabar mengenai penganiayaan terhadap Ketua FPI Habib Rizieq Shihab oleh oknum TNI Kostrad pada 20 November 2016. Ternyata, setelah diteliti, kabar tersebut muncul dari Internet Protocol (IP) yang berasal dari Australia. " Itu bukti, kita dipecah belah oleh isu dari luar," ucap dia.
" Kita dibelokkan dengan isu-isu seperti ini," kata Gatot di auditorium Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta Pusat, kemarin. Begitu halnya dengan munculnya propaganda kebangkitan komunisme di Indonesia. Salah satu isu yang mencuat ialah permintaan maaf Presiden Joko Widodo terhadap Partai Komunis Indonesia.
Padahal, kata Gatot, sesungguhnya yang terjadi adalah wilayah barat Indonesia akan dicaplok oleh Tiongkok. Sementara wilayah Timur Indonesia terancam jadi milik Amerika Serikat. " Saya perlu mengingatkan, tujuannya memprovokasi rakyat, adu domba, dan memecah belah bangsa," ucap dia.
Bahkan, lebih lanjut dia menjelaskan, isu penggulingan RI-1 yang menunggangi demonstrasi 'Penjarakan Ahok' merupakan aksi yang ditunggangi kepentingan asing. Desain isu penggulingan RI-1 yang dihembuskan, mirip dengan upaya kericuhan di negara-negara Semenanjung Arab. " Gulingkan RI-1 itu pesanan dari luar. Saya buktikan dan saya pastikan," ujar dia.
Panglima TNI Curiga Isu Serbuan Tenaga Kerja China untuk Memecah Bangsa | Equity World
Kabar soal masuknya tenaga kerja asal Tiongkok ke Indonesia dalam jumlah yang tidak wajar tidak lah betul. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa kabar tidak benar atau "hoax" itu kemungkinan memang sengaja disebarkan oleh kelompok tertentu.
"Tujuannya untuk membingungkan, memprovokasi rakyat, mengadu domba, mengancam perstuan dan kesatuan bangsa," ujarnya. Siapa yang berkepentingan untuk meruntuhkan NKRI, kemungkinan besar yang berkepentingan adalah orang asing.
"Presiden (sudah) mengatakan (tenaga kerja) dari Tiongkok itu (jumlahnya) sangat kecil sekali, jangan ditambah-tambahi," ujar Gatot Nurmantyo dalam pemaparannya di kantor PP. Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (28/12/2016). Kelompok yang sama atau keungkinan memiliki kepentingan yang sama juga menyebar kabar bohong soal maraknya kembali ajaran komunis.
Padahal di negara-negara yang disebut sebagai negara komunis seperti Tiongkok dan Rusia, ideologi tersebut sudah tidak diterapkan secara utuh. "Kita dibelokkan dengan cara seperti itu. Kalau yang namanya komunis, TNI pasti siap (bertindak), tidak usah dikomando. Umat Islam juga pasti siap," terangnya.
Gatot Nurmantyo mengaku curiga kabar bohong yang beredar di masyarakat sengaja disebarkan, untuk memecah belah anak bangsa. Atau setidaknya agar bangsa Indonesia disibukan oleh konflik internal, sehingga perhatiannya atas permasalahan yang sebenarnya bisa teralih.
Panglima TNI Ajak Seluruh Anak Bangsa Berjuang demi NKRI | Equity World
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajak seluruh anak bangsa berjuang dan bergotong-royong demi Negara Kesatuan Republika Indonesia (NKRI). Perjuangan yang dimaksud Gatot adalah masyarakat Indonesia agar tidak terpecah belah dan negara bisa terus membangun. Itu tak lain karena menurutnya, persatuan bangsa harus terus dipelihara dan dijaga dengan baik.
Menurutnya, perlu ada dukungan dari rakyat, sehingga harapan menjaga NKRI bisa terwujud. “TNI tidak bisa berjuang sendiri untuk menjaga NKRI, harus bersama-sama rakyat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bersama TNI,” ucap Gatot.
Persatuan tersebut, menurutnya bisa dipelihara dengan menghilangkan egosentris pribadi dan kelompok sehingga dapat menghadirkan nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika yang hakiki. Bhinneka Tunggal Ika itulah yang memurutnya adalah pemersatu Bangsa Indonesia.
“Bhinneka Tunggal Ika adalah Centre of Gravity yang harus dipegang, jangan sampai lepas sebagai pemersatu bangsa dan Bung Karno pernah mengatakan, pekerjaanku lebih mudah karena mengusir penjajah dan perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri,” kata Gatot dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/12).
Gatot juga mengharapkan, para pemuda dapat berdiri paling depan untuk menjaga kedaulatan bangsa dengan cara berjuang dan bergotong royong. Itu tak lain karena menurutnya, TNI saja tidak cukup untuk menjaga kedaulatan bangsa.