PLN mengaku tidak mengambil untung dari penjualan listrik | PT Equityworld Futures Surabaya
Produksi listrik lewat Kapal 'Genset Raksasa' menggunakan bahan bakar minyak jenis Heavy Fuel Oil (HFO) yang harganya lebih murah dari solar industri. Harga HFO sekitar dua per tiga dari harga solar industri.
"Mesin pembangkit ini sendiri bahan bakarnya dua, satu BBM namanya HFO yang harganya dua per tiga dari solar. Harganya HFO Rp 4.500," jelas Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua Haryanto WS di Waai, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis (23/3/2017).
PT PLN (Persero) mendatangkan Kapal Pembangkit Listrik atau Marine Vessel Power Plant (MVPP) berkapasitas 60 megawatt (MW) dari Turki. Dengan datangnya Kapal 'Genset Raksasa' ini, produksi listrik PLN pun bisa semakin murah.
Selain menggunakan HFO, bahan bakar produksi listrik di Kapal 'Genset Raksasa' ini bisa menggunakan gas. Terlebih lagi, pemerintah mendorong PLN untuk memanfaatkan gas sebagai sumber energi pembangkit khususnya Indonesia timur.
"Sekarang pemerintah berikan alokasi gas cukup banyak untuk pembangkit PLN termasuk di Indonesia timur. Di Tangguh ada gas sudah produksi dan kembangkan, kita harapkan bisa dapat gas dari sana," ujar Haryanto.
Dari segi konsumsi bahan bakar pun lebih irit. Kapal 'Genset Raksasa' hanya membutuhkan 0,22 liter HFO untuk memproduksi per kwh listrik.
"Kemudian mesinnya sendiri sangat efisien karena konsumsinya 0,22, artinya 1 kwh hanya perlu 0,22 liter BBM. Kalau mesin besar 0,3 liter," tutur Haryanto.
"Lebih tinggi biaya pokok produksi (daripada harga jual). Kebijakan korporasi kita listrik di Indonesia timur enggak mikir untung rugi, yang penting elektrifikasi," kata Haryanto.
Meski demikian, PLN mengaku tidak mengambil untung dari penjualan listrik di Ambon. Bahkan PLN harus menutup kerugian dari penjualan listrik di salah satu pulau timur Indonesia.
Saat ini, kapasitas listrik terpasang di Ambon sebesar 70 MW. Kehadiran Kapal 'Genset Raksasa' dari Turki ini sekaligus menggantikan peran pembangkit-pembangkit yang tidak optimal.
"Kedatangan mesin pembangkit ini sekaligue menambah kapasitas daya terpasang di Ambon. Juga menggantikan mesin-mesin yang sudah tua yang ada di sini," terang Haryanto
Kapal 'Genset Raksasa' ini memiliki kapasitas 120 megawatt (mw), namun PLN dalam perjanjian sewa kapal meneken 60 mw. Haryanto mengatakan, beban puncak listrik di Ambon sebesar 58 MW pada malam tahun baru 2016 lalu.
Dengan demikian, daya tarik investasi Ambon pun bisa meningkat dengan mencukupinya kebutuhan listrik.
"Bukan hanya memenuhi kebutuhan listrik as usual rumah tangga. Harapan kita akan datang investor ke Ambon buka bisnis di sini, buka lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan perekonomian rakyat," tutup Haryanto.
Haryanto menambahkan, dengan datangya kapal 'Genset Raksasa' sekaligus menjawab tantangan listrik Ambon dalam beberapa tahun ke depan. Dengan asumsi pertumbuhan beban puncak listrik sebesar 10% per tahun di Ambon, maka kebutuhan listrik di Ambon akan bertambah menjadi 105 MW di 2020.
"Dengan datangnya kapal ini menjawab kebutuhan listrik di Ambon masa depan. Kalau pertumbuhan beban puncak di sini maksimum 10% oer tahun itu katakan sekarang tahun ini 77 MW maka di 2020 105 MW," jelas Haryanto.
Kapal Pembangkit Listrik di Ambon Segera Beroperasi | PT Equityworld Futures Surabaya
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) segera mengoperasikan kapal pembangkit listrik atau Marine Vessel Power Plant (MVPP) berkapasitas 120 megawatt (MW) di Ambon, Maluku. Rencananya pembangkit tersebut mulai beroperasi akhir bulan ini.
Menurut dia, kapal pembangkit tersebut telah tiba di Pulau Ambon sejak Rabu (15/3). PLN menyewa selama lima tahun dari PT Karpowership Indonesia bersamaan dengan empat kapal lainnya untuk memasok kebutuhan listrik di Amurang, Lombok, Medan, dan Kupang.
"Dengan datangnya kapal pembagkit ini menjawab kebutuhan kebutuhan listrik masa depan di Maluku. Pembangkit ini akan meningkatkan pelayanan dan pasokan kelistrikan di Maluku," ujar Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua Haryanto WS saat uji coba MVPP, di Ambon, Maluku, Kamis (23/3/2017).
"Total dari lima MVPP tersebut mencapai 540 MW untuk memasok kebutuhan listrik di lima wilayah tersebut. Saat ini baru tiga MVPP yang di sewa PLN Amurang, Kupang dan Ambon, selanjutnya menyusul," kata dia.
Seperti diketahui, saat ini daya mampu sistem kelistrikan di Ambon mencapai 61,2 MW dengan beban puncak mencapai 58,04 MW. Dengan adanya tambahan daya dari MVPP sebesar 60 MW dari total kapasitas 120 MW, dipastikan pasokan kelistrikan di Ambon akan semakin handal.
Dia melanjutkan sewa kapal pembangkit bukan solusi permanen untuk meningkatkan sistem kelistrikan di Ambon. Namun hal tersebut merupakan solusi temporer, dimana saat ini PLN sedang membangun proyek-proyek kelistrikan di Maluku. Seperti pembangunan PLTP Tulehu berkapasitas 2 x 10 MW, PLTMG Ambon Peaker berkapasitas 30 MW serta pembangkit listrik berbahan bakar minyak dan gas 120 MW yang rencananya akan beroperasi pada 2018.