Toyota-Daihatsu selalu saja paling terdepan soal implementasi regulasi | PT Equityworld Futures
Berkesempatan menemui pihak Toyota Indonesia, ternyata mereka sudah mengantongi gambaran, kalau program ini bakal berakhir 2019.
Isu mengenai berakhirnya program Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau mobil murah, semakin menarik diperbincangkan.
“Kalau menanyakan riset dan prediksi kita terkait LCGC, pemerintah akan terapkan regulasi baru di 2019 yang akan menggantikan LCGC,” ujar Fransiscus Soerjopranoto, Executive GM Marketing Toyota Astra Motor (TAM), Jumat (7/4/2017).
Bisa dikatakan kalau harganya sudah mendekati normal. Toyota saat ini memasarkan model Agya, kembaran Ayla yang dikembangkan oleh Daihatsu.
Bukan berarti mobilnya punah, hanya saja insentif pajak yang diberi Pemerintah untuk model berstatus low cost geen car (LCGC/mobil murah) sudah tidak 100 persen.
Seperti banyak pengalaman yang terjadi, Toyota-Daihatsu selalu saja paling terdepan soal implementasi regulasi.
Bahkan saat upaya peralihan program LCGC sudah terendus, Toyota (khususnya) sudah pasang kuda-kuda sedini mungkin.
“Kalau sudah diendus TAM, berarti kami sudah siapkan dari sekarang,” ujar Soerjo.
Pertanyaannya, produk yang dihadirkan merupakan model baru atau modifikasi?
“Bisa jadi new model bisa jadi juga modifikasi, sesuai dengan regulasinya. Jika ada pilihan itu, kami cenderung ambil modifikasi model lama, karena biayanya akan lebih rendah, dan waktunya cepat, paling lama satu tahun, jadi 2020 bisa mulai. Sementara kalau model baru biaya pengembangan lebih besar, dan waktunya juga lama,” ujar Soerjo.
Soerjo menambahkan, meski begitu, keputusan akhirnya tetap saja ada di tangan pemerintah.
Namun, pastinya tidak langsung diimplementasi, tapi akan diberi masa transisi mungkin satu atau dua tahun untuk menyesuaikan.
“Jadi pemerintah juga memberikan ruang kepada pelaku industri untuk bersiap, kalau memang ingin melakukan ubahan supaya kami tetap survive. Tidak lantas kami semua langsung mati, karena yang buruk adalah ketika pemerintah memaksa langsung implementasi, terserah mau tidup atau tidak kaminya,” kata Soerjo.
Menperin: Kami Tidak Hapus LCGC | PT Equityworld Futures
Program kendaraan hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) atau Low Cost Green Car (LCGC) belakangan ini diisukan akan dihapus. Tapi, kabar itu tidak benar adanya.
Yang sedang dilakukan saat ini dikatakan Airlangga adalah, pencetusan program sejenis KBH2, yaitu Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, yang mengatakan KBH2 akan tetap berjalan.
"Jadi kita tidak pernah menghapus, jadi yang ada kan memang spesial tarif, artinya kalau mobil lain ada biaya mobil mewah. Tapi tidak ada yang dihapus," katanya, kepada wartawan, di Karawang, Senin (10/4/2017).
"Tapi tentu harapannya KBH2 nanti akan mampu mengikuti hemat energi yang lebih besar lagi," ucapnya.
Selain itu Airlangga juga mengatakan, infrastruktur telah siap untuk mendukung keberadaan mobil dengan mesin hybrid, yang saat ini sedang dalam tahap evaluasi.
"Infrastruktur untuk hybrid kan kita ada proyek 35.000 mega watt jadi bisa cocok. Dan hybrid sekarang lebih sederhana jadi bisa di plug and play di rumah, atau di mana, mungkin di multi store juga bisa," pungkasnya
Untuk KBH2 sendiri dijelaskan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, bukan untuk nenggantikan LCGC.
"Jadi KBH2 itu dirancang untuk kendaraan yang lebih hemat dan harganya terjangkau, bahasa Inggrisnya LCGC. Nah sekarang kalau ada green-nya selalu mikirinya itu selalu listrik, makanya saya cenderung pakai lah KBH2 sesuai dengan Permeneperin 33/2013. Jadi itu yang kita pakai dasarnya," tuturnya.