Konflik militer membuat pelaku pasar berhati-hati | PT Equityworld Futures
Kepala riset First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan, Amerika Serikat (AS) disebut-sebut oleh Rusia sedang merencanakan serangan baru ke Suriah. Sementara, AS sedang mengirimkan pasukan tempurnya ke kawasan Korea Peninsula dengan tujuan memaksa Korea Utara menghentikan percobaan rudal nuklirnya.
"Komentar pemimpin kedua negara tersebut membuat peluang konflik militer semakin terbuka," ujarnya dalam risetnya, dikutip Rabu (12/4).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahannya hari ini, Rabu (12/4), terimbas masih tingginya kekhawatiran risiko geopolitik di kawasan Asia dan Timur Tengah.
David meniai, pelaku pasar akan lebih berhati-hati dalam bertransaksi. Meski demikian, pergerakan IHSG masih bisa bertahan dan tidak jatuh terlalu dalam yang ditopang oleh harga minyak dunia. Sehingga, pelaku pasar akan melakukan aksi beli selektif terhadap saham sektor energi.
"IHSG diperkirakan bergerak di level 5.600 hingga 5.650 rawan koreksi lanjutan," imbuh David.
Kondisi ini jelas membuat pergerakan bursa saham Wall Street melemah tadi malam. Dow Jones turun 0,03 persen, S&P500 terkoreksi 0,14 persen, termasuk Nasdaq yang melorot 0,24 persen.
Kemarin, IHSG kembali mengalami koreksi ditutup di level 5.627 atau turun 16,36 poin (0,3 persen). Pelemahan ini dipicu oleh aksi jual yang dilakukan pelaku pasar terhadap saham perbankan dan konsumsi. Sementara, sentimen eksternal datang dari ketegangan politik di kawasan Asia.
Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memperkirakan, IHSG masih berpotensi berbalik arah menguat dalam jangka panjang didukung oleh data ekonomi dalam negeri dan dana asing yang masuk (capital inflow).
"Sisi fundamental perekonomian kita masih cenderung stabil terlihat dari data ekonomi yang telah dan akan terlansir. Hari ini IHSG berpotensi menguat," papar William dalam risetnya.
Untuk jangka pendek sendiri, penguatan IHSG diprediksi terbatas. Menurut dia, hari ini IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.609 dan resisten 5.698.
IHSG Diprediksi Masih Tertekan | PT Equityworld Futures
Kepala Riset dari MNC Securities Edwin Sebayang mengungkapkan, penurunan IHSG didorong meningkatnya tensi geopolitik disertai indikasi perlambatan ekonomi Indonesia.
"Kombinasi turunnya harga saham emiten asal Indonesia yang diperdagangkan di bursa Amerika Serikat I Shares MSCI Indonesia ETF (EIDO) 0,15 persen, indeks Dow sebesar 0,03 persen, nikel sebesar 2,35 persen, dan timah sebesar 1,17 persen menjadikan IHSG diperkirakan berpotensi kembali turun di hari Rabu," kata Edwin melalui keterangan tertulisnya.
Selain itu, valuasi harga IHSG juga lebih mahal dibandingkan indeks bursa Asia lainnya. Meski demikian, aksi beli asing masih tercatat sebesar Rp 558,37 miliar. Sehingga di hari ke-19 net buy asing tercatat Rp 12,8 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (12/4/2017) diperkirakan berpotensi kembali turun, setelah tiga hari perdagangan berturut-turut terjerembab hampir satu persen.
IHSG pada penutupan perdagangan Selasa (11/4/2017) berada di level 5.627,93 atau terperosok 52,30 poin (0,92 persen) dibandingkan penutupan 6 Maret 2017 yang berada di level 5.680,23.
MNC Securities memberikan rekomendasi beli untuk saham-saham di antaranya AKRA, ANTM, TLKM, ADHI, PTPP, serta UNTR. Adapun rekomendasi tahan diberikan untuk saham-saham diantaranya JPFA, CPIN, ADRO, ISSP, ASII, TOTL, BBTN, HRUM, PTBA, dan ITMG.
Selain itu, rekomendasi tahan juga diberikan untuk PGAS, SMGR, WIKA, WSKT, BBNI, serta GGRM.
Edwin memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 5.591-5.660. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan akan bergerak dalam rentang 13.205-13.335.