Posted by PT. Equityworld Futures on Minggu, 27 November 2016
Helikopter jenis Bell 412 WP-AH milik TNI AD yang hilang kontak di Tarakan berhasil ditemukan, Minggu (27/11/2016). TIM SAR juga berhasil menyelamatkan satu korban yakni Lettu Cpn Abdi Darnain.
Pencarian pada korban lain sulit lantaran kondisi cuaca yang selalu berubah. "Sedangkan korban lainnya masih dalam proses pencarian," pungkas dia. Helikopter jenis Bell 412 EP hilang kontak saat terbang dari Tarakan menuju Long Bawan, Kalimantan Utara. Kapal mengangkut satu pilot dan empat kru.
Kepala Basarnas Kaltim Kaltara Mujiyono mengatakan helikopter lepas landas sekira pukul 10.54 Wita, Kamis 24 November. Seharusnya helikopter milik TNI Angkatan Darat itu mendarat di Long Bawan sekira pukul 11.55 Wita.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Muhamad Sabrar Fadhillah mengatakan tim SAR menemukan helikopter dan korban di pegunungan dekat desa Long Bawan, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara pada pukul 14.22 WITA.
"Helikopter Bell 412 EP nomer registrasi AA516 milik TNI AD telah berhasil ditemukan di daerah pegunungan wilayah Malinau, Kalimantan Utara pada 27 November 2016 pukul 14.22 Wita," kata Fadhillah, dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (27/11/2016).
Fadhillah menjelaskan, helikopter yang bertugas untuk mengangkut logistik operasi pengamanan di wilayah perbatasan negara itu ditemukan oleh dua personel tim SAR dari markas TNI AU. Mereka berhasil turun ke TKP dan melihat fisik badan helikopter yang jatuh.
"Pada akhirnya pada pukul 14.22 Wita dua personil SAE dari markas TNI AU berhasil turun di TKP dan melihat fisik badan helikopter yang jatuh sekaligus menemukan dan menyelamatkan satu orang yang selamat atas nama Lettu Cpn Abdi Darnain dalam kondisi terluka," ungkap dia. Lettu Cpn Abdi Darnain langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Tarakan. Sementara, lanjut Fadhillah korban lainnya masih dalam pencarian.
TNI AD Tegaskan Kondisi Heli Bell 412 yang Hilang Kontak Layak Terbang | PT Equityworld
TNI AD memastikan helikopter jenis Bell 412 yang jatuh di Kalimantan Utara (Kaltara) dalam kondisi layak terbang. Heli itu kini telah ditemukan dan sejauh ini pihak TNI AD menyebut ada 1 orang korban selamat yang ditemukan.
"Nanti akan ada investigasi, ini terkait dengan prosedural. Kalau ada seperti ini pasti ada investigasi. Untuk mengecek melihat apa penyebab dan seterusnya," jelas Fadhilah.
Dia juga belum mengetahui sampai kapan proses pencarian dilakukan. "Tentu tidak gampang. Karena setelah ditemukan pun nanti proses evakuasi kita dahulukan terhadap korban misalnya. Kedua terkait dengan pesawat, prosedural dan seterusnya, jadi masih perlu waktu," imbuhnya.
Helikopter itu melakukan terakhir kontak pukul 11.29 WITA di Malinau Tower pada posisi 8 North Miles dari Malinau dan ketinggian 2.500 feet pada Kamis (24/11/2016). Heli Bell 412 dalam kondisi layak terbang yang diawaki oleh Lettu Cpn Abdi, Lettu Cpn Yohanes, Lettu Cpn Ginasa, Sertu Bayu dan Praka Suyanto dalam melaksanakan tugas mendorong logistik pasukan di perbatasan.
"Saya meyakini apa yang terbang itu dalam kondisi yang baik. Tetapi mari kita tunggu investigasi saja nanti," kata Kadispen TNI AD Brigjen Fadhilah di Kartika Media Centre, Jalan Abdulrahman Saleh 1 nomor 48, Jakarta Pusat, Minggu (27/11/2016).
Dia menjelaskan bahwa setiap helikopter yang akan terbang sudah melewati pengecekan kondisi. Dia juga menegaskan apabila beban melebihi kapasitas tentunya pilot tidak akan berani menerbangkannya.
"Dari kelayakan terbang itu pengecekannya prosedurnya sangat ketat. Kondisi heli dicek betul, panel-panel kalau kurang satu strip saja saya yakin tidak akan terbang. Dan begitu juga dengan berat. Kalau berat melebihi beban saya yakin sekali pilot-pilot tidak akan berani menerbangkan," ungkapnya.
Fadhilah mengatakan investigasi akan segera dilakukan terkait dengan jatuhnya heli itu. Namun dia memperkirakan ada faktor-faktor lain seperti cuaca yang mungkin menjadi penyebab. "Cuaca juga mungkin. Suka tiba-tiba berkabut kemudian kondisinya mungkin jurang hutannya lebat," ujar Fadhilah.
Helikopter yang Hilang Kontak Ditemukan Dua Pemuda Desa Pencari Gaharu | PT Equityworld
Helikopter TNI jenis Bell 412-EP dengan nomor penerbangan HA-5166 ditemukan dengan kondisi hancur. Dua pemuda pencari gaharu dari Desa Nansarang, Kecamatan Mentarang Ulu, Malinau, merupakan warga yang menemukan heli ini. “Dua yang bisa dievakuasi dulu. Salah satu selamat. Besok sisanya tiga lagi,” kata Kepala Seksi Pemerintah Kecamatan Mentarang Ulu, Theo Tede, dikutip kompas.com, Minggu (27/11/2016).
Kepastian tentang temuan itu disampaikan secara berantai dari dua pencari gaharu itu ke desa mereka Nansarang dan pos TNI yang ada di Desa Long Berang. Komunikasi dari hutan itu menggunakan radio amatir (handy talkie). Theo mengatakan, rata-rata warga dan rumah menggunakan radio amatir untuk komunikasi karena dirasa lebih mudah.
“Jarak tiga sampai lima kilometer masih bisa cerita dengan orang-orang di kampung tentang temuan mereka apa saja di hutan,” kata Theo. Pascainformasi temuan itu, lanjut Theo, TNI dan warga yang sudah siap di Long Berang langsung menuju titik helikopter jatuh.
"Helikopter itu berada di antara Desa Long Sulit dan Desa Nansarang, Kecamatan Mentarang Ulu. Berada di sebuah gunung dalam hutan Kayan Mentarang,“ kata dia. Selain dua orang yang telah dievakuasi, sisa penumpang heli kini masih di tempat kecelakaan.
Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, dan Basarnas diperkuat warga dari tiga desa, yakni: Long Berang, Nasarang, dan Long Sulit. “Mereka naik (mencari) sejak Kamis itu dengan menggunakan 15 mobil. Semua untuk logistik, SAR, TNI, polisi,” kata Theo. Rencananya, mereka harus meneruskan dengan jalan kaki ke titik jatuhnya helikopter. Setelah evakuasi, korban akan diseberangkan melintasi Sungai Krayan menuju ke Desa Long Sulit. Dari desa ini korban menuju Desa Semamu, lalu ibukota Malinau.
“Empat jam perjalanan baru ke Tarakan,” kata Theo. Saat itu tiga pilot dan dua mekanik yang semuanya TNI sedang menumpang di dalamnya. Tim SAR gabungan TNI, Polri, dan Basarnas menemukan sinyal darurat dari ELT yang dipancarkan helikopter.
Koordinat sinyal darurat itu pada titik 3 derajat 48 menit 54 detik Lintang Utara dan 116 derajat 3 menit 3,6 detik Bujur Timur. Lokasinya merupakan hutan lebat, jauh dari permukiman, terdapat gunung dan lembah dengan kemiringan ekstrem, dan tidak jauh dari perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Titik keberadaan helikopter diyakini berada pada 176,33 km dari Bandara Juwata di Tarakan dan 40 km dari Desa Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan. Pencarian digelar dengan mengerahkan helikopter Super Puma dari Makassar, pesawat Casa milik TNI AL dari Manado, dan CN 235, juga diperkuat anggota TNI dan Koramil setempat.