Posted by PT. Equityworld Futures on Minggu, 27 November 2016
Tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat menganggap wajar elektabilitas Ahok turun dalam survei terbaru Poltracking Indonesia. Survei disebut dibuat dengan memanfaatkan momen kasus yang menjerat Ahok.
Lema justru menyoroti tingginya angka swing voter, atau yang belum menentukan pilihan. Para pemilih dua calon lain kata dia justru tingkat kemantapannya masih kalah dari para pemilih Ahok. "Mestinya kalau Ahok tidak layak dipilih ya gampang saja ke yang lain," ujar dia.
Diketahui, Poltracking Indonesia merilis survei baru terkait elektabilitas dan popularitas cagub-cawagub dalam Pilgub DKI 2017. Survei dilaksanakan pada tanggal 7 hingga 17 November 2017. Poltracking Indonesia menggunakan metode multi stage random sampling dengan jumlah responden 1200 orang dan margin of error sebesar 2,8 persen.
Dalam survei, elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mendapat 19,6 persen suara, pasangan Ahok-Djarot mendapat 15,92 persen suara sementara pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat 14,34 persen suara.
"Pasangan Basuki-Djarot sepenuhnya mengapresiasi berbagai survei dan lembaga surveinya. Apalagi metodologinya rasional dan memang sudah punya track record. Survei ini biasa-biasa saja, tidak membuat dunia akan kiamat. Ini sangat tipis dan terlihat kompetitif," kata Tim Pemenangan Ahok-Djarot Ansy Lema di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/11/2016). Lema menyoroti hasil survei terkait konteks masalah waktu dan peristiwa politik yang melatarbelakangi itu. Pasalnya survei dilakukan pada tanggal 7-17 November 2016.
"Ini 7 sampai 17 November dan saat itu ada kasus penistaan agama yang dituduhkan pada kami. Kemudian pada 4 November dan seminggu setelahnya 16 November Pak Basuki ditetapkan tersangka. Itu berada pada titik didih. Survei dilakukan pada momen itu sehingga sangat wajar elektabilitas Basuki tergerus," ujar Lema.
Menurut Lema, merosotnya elektabilatas Ahok bukan karena kinerja, rekam jejak, dan faktor jujur bersih Basuki. Tapi karena faktor agama dan dugaan penistaan agama. "Karena itu fine-fine saja. Ini terkonfirmasi dengan faktor trust yang masih tinggi (pemilih Ahok) tidak pindah ke lain hati," tambah Lema.
Poltracking: Agus-Sylvi Dipilih Ibu-ibu, Wiraswasta Kecil Dukung Ahok-Djarot | PT Equityworld
Hasil survei yang dirilis Poltracking menampilkan pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta Agus Yudhoyono-Sylviana Murni di posisi pertama. Posisi kedua ditempati pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan disusul Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Sementara itu, Agus-Sylvi mendapat dukungan cukup besar dari ibu rumah tangga. Pasangan Ahok-Djarot, paling sedikit mendapat suara dari kategori pemilih ini. "Ibu rumah tangga 28,09 persen untuk Agus-Sylvi, 18,81 persen untuk Ahok-Djarot dan 20,36 persen untuk Anies-Sandi," imbuh Hanta.
Survei itu menunjukkan mayoritas suara untuk Agus-Sylvi berasal dari ibu rumah tangga, sedangkan Ahok-Djarot mendapat dukungan terbanyak dari wiraswasta kecil.
Poltracking mengadakan survei pada tanggal 7-17 November 2016. Survei ini menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan 1200 responden. Margin of Error dari survei ini yakni 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel tersebar dari seluruh kota yang ada di Jakarta.
"Wiraswasta kecil memberi 24,82 persen suara untuk Agus-Sylvi, 25,55 persen Ahok-Djarot dan 21,17 persen untuk Anies-Sandi," kata Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR di Hotel Sofyan Betawi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/11).
Pasangan Agus-Sylvi:
Jakarta Barat (28,15 persen)
Jakarta Pusat (33,57 persen)
Jakarta Selatan (27,60 persen)
Jakarta Timur (27,06 persen)
Jakarta Utara (31,50 persen)
Pasangan Ahok Djarot:
Jakarta Barat (21,85 persen)
Jakarta Pusat (17,14 persen)
Jakarta Selatan (23,20 persen)
Jakarta Timur (24,41 persen)
Jakarta Utara (19,50 persen)
Pasangan Anies-Sandi:
Jakarta Barat (26,30 persen)
Jakarta Pusat (20,71 persen)
Jakarta Selatan (21,60 persen)
Jakarta Timur (16,76 persen)
Jakarta Utara (15,50 persen)
Simulasi Pilgub DKI 2 Pasang: Agus-Sylvi Selalu Menang, Ahok-Djarot Kalah Terus | PT Equityworld
Poltracking Indonesia melakukan simulasi jika Pilgub DKI hanya diikuti 2 pasangan calon. Masing calon dipertandingkan 'head to head'. Siapa yang menang?
"Potensi perpindahan pemilih putaran kedua, jika yang masuk putaran kedua adalah pasangan Anies-Sandi berhadapan dengan Ahok-Djarot, potensi pemilih Agus mayoritas pindah ke Anies-Sandi. Bahkan dukungan terhadap Anies-Sandi menjadi dua kali lipat atau mengalami kenaikan hampir 100 persen," terang Hanta.
"Jika yang masuk putaran kedua adalah pasangan Anies-Sandi dan Agus-Sylvi, pemilih pasangan Ahok-Djarot tersebar merata ke dua pasangan. Jika yang masuk ke putaran kedua Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot, pemilih Anies-Sandi sebagian besar akan berpindah ke Agus-Sylvi," tambahnya.
"Seandainya Pilkada DKI Jakarta hanya diikuti dua pasang calon, dalam berbagai simulasi, pasangan Agus-Sylviana selalu unggul baik saat berhadapan dengan pasangan Anies-Sandi ataupun pasangan Ahok-Djarot," kata Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR di Hotel Sofyan Betawi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (25/11).
Survei dilakukan pada tanggal 7-17 November 2016. Survei ini menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan 1200 responden. Margin of Error dari survei ini yakni 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel tersebar dari seluruh kota yang ada di Jakarta.
"Pasangan Ahok-Djarot selalu kalah saat disimulasikan, baik ketika disandingkan dengan Agus-Sylvi ataupun dengan pasangan Anies-Sandi," jelas Hanta. Ditambahkan Hanta, akan ada potensi perpindahan pemilih di putaran kedua, baik dari pemilih pasangan Agus-Sylvi, Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi.