Posted by PT. Equityworld Futures on Selasa, 29 November 2016
Masyarakat Gorontalo melakukan Apel Nusantara Bersatu di Lapangan Taruna Remaja, daerah setempat, Rabu pagi (30/11/2016). Peserta apel berasal dari unsur masyarakat, aparat sipil negara (ASN), TNI, Polri dan sejumlah organisasi kemasyarakatan.
Perbedaan dan keberagaman ini harus diterima sebagai rahmat dan modal dalam mengukuhkan NKRI. Dalam apel ini ditegaskan empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bineka Tunggal Ika.
Apel ini menegaskan kebinekaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam kegiatan ini juga disuguhkan berbagai atraksi budaya nusantara seperti tarian tradisional. “Saat ini banyak masalah yang melanda Indonesia, terutama yang menyangkut persatuan dan kesatuan. Kita tidak ingin ada perpecahan,” kata Kapolda Gorontalo Brigjen Rachmat Fudail, Rabu.
Kapolda mengingatkan, Indonesia merupakan negara besar yang beragam suku agama dan budaya. Juga ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman ini adalah kekayaan yang tidak ternilai harganya. “Dalam wilayah Indonesia terdapat hutan, gas alam, emas dan sumber daya alam lainnya yang harus dijaga dan digunakan untuk kemakumuran masyarakat,” ungkap Rachmat Fudail.
Warga Bandung Ramaikan Apel Kebangsaan | Equity World
Warga sipil dan tentara meramaikan aksi Nusantara Bersatu di Bandung, Rabu, 30 November 2016. Apel Kebangsaan itu direncanakan di lapangan Gasibu, Bandung, pukul 08.00 WIB.
Rombongan peserta yang di antaranya dari daerah Bandung Selatan bergerak ke lokasi acara dengan menggunakan sepeda motor dan mobil. Rombongan yang terpantau di Jalan Terusan Buah Batu misalnya, ada yang berkonvoi dengan sepeda motor. Sebagian peserta diangkut mobil bak terbuka, angkutan kota dari Banjaran Kabupaten Bandung, maupun mobil pribadi. Semua mengenakan ikat kepala merah putih.
Selain itu, menciptakan konflik domestik, menguasai media massa untuk memutarbalikkan sejarah atau membuat kegaduhan di masyarakat misalnya, lalu membuat pasar narkoba. “Sebanyak dua persen atau lima juta penduduk Indonesia pengguna narkoba,” ujar Gatot.
Demonstrasi massa tanpa tujuan dan permasalahan yang jelas juga patut dicurigai TNI sebagai bentuk perang proxy. Sebagai warga negara, kata Panglima TNI, Indonesia adalah milik bersama. “Maka aturan bersama yang dipatuhi. Jangan sok-sokan, pahlawan-pahlawan kita (berjuang) dengan keringat, tenaga, darah, dan nyawa. Jangan merasa (negara) ini punya satu kelompok," kata Gatot.
Aksi Nusantara Bersatu pada 30 November 2016 ini merupakan gagasan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo. Ia mengajak semua kalangan di tiap provinsi untuk berkumpul bersama di lapangan sambil mengenakan ikat kepala berwarna merah putih.
“Apabila ada ancaman kita atasi bersama-sama. Saatnya kita menunjukkan bahwa Nusantara bersatu,” katanya di kampus Universitas Padjadjaran, Bandung, Rabu, 23 November 2016. Gatot pada seminar tentang ketahanan bangsa di kampus Universitas Padjadjaran Bandung memaparkan berbagai potensi ancaman perang di wilayah Indonesia. TNI mengelompokkan ancaman perang itu dalam tiga jenis, yakni perang asimetris yang konvensional, hibrida, dan proxy war.
Perang hibrida menggabungkan perang konvensional dengan informasi untuk menghancurkan lawan. Sedangkan proxy war merupakan perang dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti, seperti negara kecil, lembaga swadaya masyarakat, kelompok masyarakat, maupun perorangan.
TNI mengidentifikasi ada 16 upaya perang proxy yang bisa dilakukan pihak asing terhadap Indonesia, di antaranya investasi besar-besaran untuk eksploitasi dan menguasai sumber daya alam Indonesia, kampanye hitam untuk menjatuhkan dan menghancurkan hasil komoditas, atau menyuap pembuat kebijakan dan legislatif agar memihak kepentingan asing.
Kapolri dan Panglima TNI Hadiri Apel Nasional Nusantara Bersatu di Monas | Equity World
Apel nasional Nusantara Bersatu digelar serentak di seluruh Indonesia hari ini. Di ibu kota sendiri, apel nasional terpusat di Kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Seusai apel, akan ada rangkaian acara lain seperti orasi tokoh-tokoh, panggung musik, penampilan kebudayaan tiap provinsi, pameran alutsista, serta doa lintas agama. Selain di Jakarta, acara ini juga diadakan serentak di seluruh provinsi di Indonesia.
Apel digelar di Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2016) mulai pukul 07.30 WIB. Turut hadir Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Kapolri tiba terlebih dahulu sekitar pukul 06.30 WIB, sedangkan Panglima tiba sekitar pukul 07.25 WIB.
Apel ini bertujuan untuk memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Peserta apel terdiri dari pelajar dari tingkat SMP sampai Universitas, tokoh lintas agama, budayawan, pejabat publik, musisi, artis, dan lain sebagainya. Dijadwalkan Kapolri dan Panglima TNI akan menyampaikan orasinya di acara hari ini. Selain kedua tokoh tersebut, hadir pula Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan.