Posted by PT. Equityworld Futures on Rabu, 30 November 2016
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, menegaskan komitmen organisasi yang dipimpinnya dalam melawan upaya makar. Hal tersebut disampaikan Dahnil dalam penutupan Tanwir PP Pemuda Muhammadiyah di Tangerang, Banten, Rabu (30/11/2016), yang turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Adanya upaya makar pertama kali disampaikan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian. (Baca: Kapolri Sebut Ada Upaya Makar pada Aksi 25 November). Kepolisian mendapat informasi adanya upaya makar yang menunggangi aksi demonstrasi 25 November. Namun, demonstrasi untuk menuntut proses hukum kasus penistaan agama oleh calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama batal dilakukan.
"Kalau ada yang ingin menurunkan Presiden, kalau ada isu makar, Pemuda Muhammadiyah siap berada di belakang Republik Indonesia, siap bersama Presiden," ujar Dahnil. Dahnil pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowiyang berkenan hadir menutup acara Tanwir Muhammadiyah. Padahal, Dahnil tahu Jokowi punya agenda yang padat.
Pada Rabu sore ini, semula Jokowi dijadwalkan memimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan. Namun, ratas itu dibatalkan dan Presiden lebih memilih menghadiri acara PP Muhammadiyah. "Pak Presiden membatalkan semua acaranya untuk datang ke sini. Rapat dengan Menag dibatalkan. Kita lebih penting daripada yang lain. Itu pesan penting buat kita sebagai pemuda Islam," kata Dahnil.
Apakah Akan Temui Pengunjuk Rasa 2 Desember? Ini Jawaban Jokowi | Equity World
Presiden Joko Widodo tidak menemui massa pengunjuk rasa 4 November 2016 lalu karena blusukan ke sejumlah proyek infrastruktur. Aksi unjuk rasa tersebut berlanjut pada 2 Desember 2016 mendatang dengan tajuk aksi superdamai.
Aksi damai tersebut merupakan aksi lanjutan yang dilakukan pada 4 November 2016, untuk mengawal proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Polri memberi izin aksi tersebut dipusatkan di Monas, Jakarta Pusat, yang mampu menampung 600.000 orang hingga 700.000 orang. Aksi GNPF akan dimulai pukul 8.00 WIB dan akan diakhiri shalat Jumat berjamaah.
Lantas, apakah Presiden Jokowi akan menemui mereka? "Belum tahu," kata Jokowi di sela pertemuannya dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (30/11/2016). Saat ditanya apa rencana aktivitas pada 2 Desember, Jokowi juga menjawab "belum tahu".
Meski demikian, Jokowi yakin bahwa aksi superdamai itu berjalan sesuai dengan apa yang telah disepakati antara massa pengunjuk rasa dengan aparat keamanan. "Saya mempercayai komitmen yang telah dibuat," ujar Jokowi. Polri dan organisasi masyarakat (ormas) yang mengikuti aksi 2 Desember 2016 sepakat bahwa kegiatan tersebut akan berlangsung secara damai.
Nantinya, aksi tersebut akan diisi dengan doa bersama, tanpa orasi, dan diakhiri dengan shalat Jumat berjamaah. "Ini kan sudah disepakati bersama, sudah ada pembicaraan dan semangat bersama untuk menyelenggarakan acara superdamai. Jadi ada komitmen-komitmen," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar di Mapolda Metro Jaya, Senin malam.
Ini Petisi Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah | Equity World
Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Seluruh Indonesia membuat Petisi Kebangsaan. Petisi tersebut disampaikan dalam acara penutupan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah yang dihadiri Presiden Joko Widodo, bertempat di Hotel Narita, Cipondoh, Tangerang, Provinsi Banten pada Rabu, 30 November 2016.
Keempat, Pemuda Muhammadiyah menuntut agar Saudara BTP (Ahok) segera di tahan, setelah memenuhi segala aspek hukum terkait dugaan Penistaan Agama Islam. Agar penahanan Penista Agama Islam ini dilakukan segera karena BTP (Ahok) senantiasa berpotensi mengulangi tindakannya yang “ugal-ugalan" dalam kasus ini.
Kelima, Pemuda Muhammadiyah tidak segan-segan melakukan aksi-aksi Bela Islam berikut di seluruh Nusantara jika penista agama Islam ini tidak ditahan sebagai mana pelaku penista agama lainnya. Demikian Petisi Kebangsaan ini kami sampaikan secara tegas kepada semua pihak yang bertanggungjawab dalam proses penuntasan kasus ini.
Petisi Kebangsaan ditandatangani oleh 33 Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Di dalam petisi tersebut mereka mendukung pendapat keagamaan MUI, mengapresiasi GNPF MUI, mengapresiasi langkah Polri, dan menuntut saudara BTP (Ahok) segera ditahan serta tidak segan melakukan aksi Bela Islam jika penista agama Islam tidak ditahan seperti pelaku penista agama lainnya.
Mencermati kondisi bangsa yang sedang menghadapi prahara penistaan agama Islam oleh saudara BTP (Ahok) yang semakin menguras energi Bangsa Indonesia dan berpotensi menimbulkan gejolak diseluruh pelosok Nusantara. Aktivis Pemuda Muhammadiyah menyampaikan Petisi Kebangsaan sebagai berikut : Pertama, Pemuda Muhammadiyah mendukung pendapat Keagamaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang penistaan agama yang dilakukan oleh saudara BTP (Ahok). Fatwa tersebut sudah tepat dan melalui proses pengkajian dan penelitian oleh MUI.
Kedua, Pemuda Muhammadiyah mengapresiasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI sebagai lokomotif aspirasi umat Islam dalam menuntut keadilan terhadap penistaan agama Islam. Ketiga, Pemuda Muhammadiyah mengapresiasi langkah-langkah Polri yang telah merespon aspirasi umat Islam dengan menetapkan saudara BTP (Ahok) sebagai tersangka.