Posted by PT. Equityworld Futures on Minggu, 20 November 2016
Keberhasilan skuat bulutangkis Indonesia merebut dua gelar di ajang China Open Superseries Premier 2016 menjadi catatan apik bagi armada Cipayung. Bukan hanya sebagai pelepas dahaga gelar usai Olimpiade Rio, tapi juga sukses menjadi mimpi buruk bagi pasukan tuan rumah.
Pada perhelatan China Open tahun ini, menjadi torehan paling kelam bagi penggawa Negeri Tirai Bambu. Hal ini usai barisan pilar asuhan Li Yong Bo untuk pertama kalinya dalam sejarah gagal merebut satu gelar pun di turnamen tersebut meski mengirim 4 wakilnya di partai puncak.
Sejak pertama kali di gelar pada 1986, China praktis tak pernah mengakhiri kejuaraan bergengsi itu dengan tangan hampa. Tim tuan rumah justru pernah 3 kali sukses memborong semua gelar yakni pada 1987, 1995 dan 2001.
Ketangguhan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil mengantarkan Indonesia merebut titel juara di sektor ganda putra dan ganda campuran. Di sektor lain, Denmark mengirim Jan O Jorgensen mengamankan tunggal putra dan Korea Selatan berjaya di ganda putri lewat aksi Chang Ye-na/Lee So-hee serta India yang naik podium tunggal putri lewat kemenangan Pusarla Venkata Sindhu.
Fakta ini sungguh mengherankan bagi skuat tuan rumah yang terkenal kuat dan merata di semua sektor. Apalagi, dalam rangkaian Superseries sebelumnya, China mampu memborong 4 gelar di French Superseries, akhir Oktober lalu.
Kata Marcus/Kevin Usai Amankan Gelar Juara di China Open | PT Equityworld
Indonesia berhasil meraih gelar juara di nomor ganda putra lewat pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di China Open Series Premier 2016, Minggu, 20 November 2016. Ini menjadi gelar pertama untuk keduanya di turnamen super series premier.
“Kami sangat senang bisa menjadi juara di sini. Ini merupakan gelar keempat kami tahun ini, setelah dua super series dan grand prix gold. Kami senang dengan hasil tahun ini, karena tahun lalu hanya bisa menang satu kali di grand prix,” ujar Marcus di situs resmi PBSI.
“Pastinya senang banget bisa menang di premier. Step by step gelar bisa kita dapat sedikit-sedikit. Tapi ya masih banyak yang masih kami kejar,” timpal Kevin usai pertandingan. Kemenangan ini sekaligus membalas kekalahan mereka di pertandingan sebelumnya. Tahun lalu di Malaysia Open 2015, Kevin/Marcus kalah dari Boe/Mogensen dengan skor 22-20,13-21 dan 15-21.
Marcus/Kevin mengalahkan Mathias Boe/Carsten Mogensen asal Denmark dengan skor 21-18 dan 22-20. Unggulan ketujuh ini pun mengaku senang atas pencapaian tersebut. Terlebih ini menambah prestasi Marcus/Kevin , yang sebelumnya memenangkan dua titel super series di India Open Super Series 2016 dan Australian Open Super Series 2016. Markus pun mensyukuri prestasi mereka di tahun ini.
Akhirnya Jagoan China Tepar dari Ditangan Indonesia dan Denmark | PT Equityworld
MUNGKIN tak satu pun penonton yang datang ke Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, Minggu (20/11), sudah punya prediksi insiden ini akan terjadi. Tembok China Open runtuh, setelah 30 tahun.
Sementara Liu Cheng/Zhang Nan (pasangan baru) kalah dari Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark). Di nomor lain; ganda putri, tunggal putri, tungal putra dan ganda campuran, semua ada pemain China. Namun semuanya gagal membuat publik tuan rumah pulang dengan segudang cerita gembira.
Satu per satu, dimulai dari ganda putri Huang Dongping/Li Yinhui, lalu tunggal putri Sun Yu, tunggal putra Chen Long dan terakhir mixed double Zhang Nan/Li Yinhui, takluk dari lawan-lawannya (dua di antaranya dari Indonesia lo).
Dua gelar dibawa kontingen Indonesia, yakni dari ganda putra dan ganda campuran. Satu buat Korea Selatan, satu India dan satu lagi Denmark. Setelah 30 tahun.
Ya, sejak China Open digelar mulai 1986, baru tahun ini tak ada satu pun pemain Negeri Panda yang menjadi juara. Baru kali ini! Tak usah dibahas bagaimana hebatnya jago-jago tepok bulu China selama ini. Mereka juga produktif dan berhasil memunculkan pemain-pemain baru. Namun 20 November 2016, saat turnamen sekelas superseries premier digelar di kampung halaman sendiri, aib muncul.
Dari lima nomor final, empat tempat di antaranya diisi tim China. Hanya ganda putra yang gagal lolos ke final. Dua wakil mereka kandas di semifinal. Chai Biao/Hong Wei (unggulan pertama) keok di tangan ganda Indonesia Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya.
PT Equityworld