Posted by PT. Equityworld Futures on Minggu, 04 Desember 2016
Menurut Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo, diduga kuat kotak hitam pesawat Polri bertipe M-28 Sky Truck jatuh di wilayah laut kekuasaan Singapura, meski tubuh pesawat diduga berada di wilayah Indonesia, di perairan Kepulauan Riau.
Oleh karena itu, menurut FHB Soelistyo, dibutuhkan kerjasama Basarnas dengan pihak Otoritas Singapura untuk mengambilnya. Berikut penjelasan Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo yang disampaikan dalam konferensi pers di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta Pusat, Minggu (4/12/2016).
Tidak Semua Armada SAR Dikerahkan ke TKP, Ini Alasan Basarnas! | Equityworld Futures
Tim gabungan tidak mengerahkan seluruh unsur dalam proses pencarian dan evakuasi korban dan puing-puing pesawat polisi udara yang jatuh di perairan Lingga, Sabtu (3/12/2016) lalu.
Unsur-unsur yang bergabung dalam pencarian itu terdiri dari lima kapal dari Basarnas, lima kapal dari TNI AL, dua KRI dan tiga Patkamla dan kapal dari Polri dan BC."Basarnas menurunkan helikopter. Kepolisian juga mengoperasikan helikopter bolkow, vix wing di udara untuk pencarian dari udara," jelas Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Pusat itu.
Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Pusat, Ivan mengatakan, seluruh unsur yang disiapkan berjumlah 17 armada kapal. "Namun yang diturunkan ke lapangan berjumlah 12 unsur. Beberapa unsur lain dipersiapkan untuk membantu," ungkap Ivan kepada Tribun, Senin (5/12/2016).
Pesawat Polri yang Jatuh Bawa Anggota Polri yang akan Dirotasi | Equityworld Futures
Tiga belas orang anggota Polri baik pilot dan penumpang telah menjadi korban jatuhnya pesawat MZL M28 Skytruck bernomor lambung P4101. Pada bulan November ini pernerbangan dilakukan pada Sabtu (3/12/2016). Pesawat tersebut awalnya singgah di Pangkal Pinang untuk menurunkan dua orang penumpang. Setelah itu ke arah Batam untuk melakukan hal yang sama, namun sebelum tiba di pulau tersebut pesawat itu sudah terlanjur jatuh.
"Sebagai contoh kemarin yang di Pangkal Pinang itu sudah habis masa berlaku tugasnya, kurang lebih satu bulan, dan akan digantikan awak dari Jakarta," katanya. Pergantian Polairud Barharkam Mabes Polri itu menurut Kombes Pol Hendrawan adalah hal yang rutin dilakukan sekali dalam satu bulan.
"Ketika menuju ke Batam di situlah pesawat hilang kontak, (di lokasi) yang saat ini sudah ditemukan beberapa seriphan," ujarna. Kasubdit Katprov Barharkam Mabes Polri, Kombes Pol Hendrawan mengatakan penumpang pesawat adalah anggota Polri yang hendak melakukan rotasi atau pindah tugas.
Dalam konfrensi pers di kantor Badan SAR Nasional (Basarnas), Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (4/12/2016), Kombes Pol Hendrawan mengatakan pesawat tersebut antara lain dijadwalkan singgah di Palembang, Pangkal Pinang dan Batam. Mereka membawa anggota Polri yang akan ditempatkan di lokas-lokasi tersebut, menggantikan anggota Polri yang masa tugasnya sudah selesai.