Listrik di Kabupaten Pidie Jaya padam sejak gempa 6,5 SR mengguncang pagi tadi. Hingga kini, lokasi terparah dampak gempa ini masih gelap gulita. Pantauan detikcom Rabu (7/12/2016), sepanjang jalan lintas Banda Aceh-Medan di Pidie Jaya hampir seluruhnya padam. Hanya beberapa tempat yang listriknya menyala seperti di SPBU dan posko pengungsian. Itupun karena menggunakan mesin sendiri atau genset.
"Ada tiang listrik tumbang dan kabel listrik putus. Waktu gempa listrik langsung padam," kata Said Husein, seorang warga Meureudu kepada detikcom, Rabu (7/12). Selain itu, pertokoan di Pidie Jaya rata-rata masih tutup. Warga memilih tidak beraktivitas dan membantu proses evakuasi korban di reruntuhan bangunan.
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan fasilitas umum di lokasi terdampak gempa berjalan dengan baik. Seperti listrik dan air. "Air bersih dan lain-lain sampai saat ini masih baik. Namanya hari pertama. Hari kedua, sampai hari ketiga adalah periode panik," ujar Sutopo di di kantornya, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (7/12).
Warga rata-rata berkumpul di sekitar posko pengungsian yang tersebar di beberapa titik. Mereka mendirikan tenda di lokasi yang dianggap aman. Ada juga lokasi pengungsi dengan penerangan seadanya.
Fahira Idris: Anak-anak Korban Gempa Pidie Jaya Butuh Pemulihan Trauma | PT Equityworld
Gempa berkekuatan 6,5 SR yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh dengan kedalaman 10 kilometer, juga dirasakan di beberapa kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh. Kepanikan akibat gempa ini menimbulkan trauma terutama kepada anak-anak, terlebih Aceh punya pengalaman bencana gempa dan tsunami yang cukup besar.
Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris meminta pemerintah juga menurunkan tim untuk memulihkan trauma (trauma healing) warga Pidie Jaya akibat gempa, terutama kepada anak-anak dan lansia. Menurut dia, pemulihan trauma penting agar kepanikan warga bisa berkurang sehingga penanggulangan pascabencana bisa berjalan baik dan komprehensif.
“Pemulihan infrastruktur fisik penting, tetapi juga harus disertai pemulihan psikologis warga terutama anak-anak karena ingatan traumatis saat mereka melihat dan merasakan langsung bencana akan tertinggal di alam bawah sadar mereka,” jelas Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (7/12).
Ia menuturkan efeknya anak-anak menjadi mudah murung hingga susah tidur. Kalau tidak dipulihkan, trauma akan mengendap terus hingga mereka beranjak dewasa. Fahira menambahkan, perlunya segera diterjunkan tim pemulihan trauma setelah bencana ke Pidie Jaya, karena biasanya dalam setiap bencana gempa besar terdapat gempa-gempa susulan yang lebih kecil.
Menurut Fahira, masyarakat perlu diedukasi supaya tidak perlu panik dan anak-anak bisa lebih siap jika merasakan kembali gempa susulan. Ia bersyukur, gempa ini tidak berpotensi tsunami sehingga kepanikan warga bisa berkurang, meski kerusakan beberapa infrastruktur fisik cukup memperihatinkan.v"Puing-puing bangunan yang runtuh ini juga menjadi efek trauma bagi yang melihatnya sehingga harus cepat dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. Saya yakin, warga Pidie Jaya kuat menghadapi dan keluar dari cobaan ini,” ujar Fahira.
Fahira berharap, selain pemerintah, komunitas-komunitas relawan juga segera turun ke Pidie Jaya untuk membangun kembali mental para korban, terutama anak-anak. Anak-anak perlu diajak membangun kelompok bermain, membaca buku, aktivitas kesenian, serta kegiatan agama sehingga bisa melupakan bencana yang baru saja mereka saksikan.
Gempa bumi berkekuatan 6,5 mengguncang Pidie Jaya, Aceh mengakibatkan sejumlah bangunan roboh. Banyak warga tertimbun reruntuhan. Data sementara dari , tercatat ada 94 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka. Saat ini, proses evakuasi masih terus berlangsung. Magnitude gempa yang cukup besar ini menimbulkan kepanikan warga yang berusaha menyelamatkan diri ke tempat-tempat aman, terutama perbukitan.
GEMPA ACEH: Ditetapkan Bencana Darurat Provinsi, Pemprov Aceh Kerahkan Seluruh SKPA | PT Equityworld
Pemerintah Provinsi Aceh resmi menetapkan gempa bumi yang mengguncang sejumlah wilayah sebagai bencana darurat provinsi. Plt Gubernur Aceh Soedarmo meminta seluruh SKPA (Satuan Kerja Perangkat Aceh) untuk turun membantu masyarakat.
Sementara itu, dia menjelaskan jika dintinjau dari kedalaman hipocenter, gempa yang melanda Pidie Jaya, Bireuen, dan Pidie serta beberapa daerah lainnya tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal dan dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar. Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini yakni Sesar Samalanga-Sipopok Fault. Jalur sesar ini mengarah Barat Daya-Timur Laut. “Kepala semua warga jangan panik, tapi tetap waspada dengan gempa susulan,” ucapnya lagi.
Berdasarkan laporan terbaru BNPB, pencarian korban yang terjebak reruntuhan bangunan masih terus dilakukan. Data sementara BPBD setempat mengonformasi 94 orang tewas, satu orang hilang, 128 orang luka berat, dan 489 luka ringan.
Kerugian materil di Pidie Jaya yakni 105 unit ruko roboh, beberapa tiang listrik roboh, beberapa ruas jalan rusak, 86 unit rumah roboh, 13 mesjid roboh, satu bangunan perbelanjaan roboh dan satu bangunan RSUD Pidie. Sementara itu di Bireuen yang roboh yakni satu mesjid, satu bangunan kampus STAI Al-Azziziyah Mudi Mesra, 35 rumah, enam rumah kantor, dan satu kilang padi. Di Pidie 40 rumah roboh.
Penetapan status tersebut dilakukan langsung setelah Soedarmo mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar, Rabu (7/12/2016). Status ini diputuskan dalam rapat bersama Forkopimda Aceh bersama SKPA. Rapat memutuskan untuk menetapkan penanganan 14 hari pertama usai gempa bumi. Beberapa alasan ditetapkannya status tersebut di antaranya penanganan korban bencana, kerusakan sarana dan prasarana, dan gangguan fungsi layanan umum dan pemerintahan.
“Kami telah menunjuk Kepala BPBA [Badan Penanggulangan Bencana Aceh] sebagai komandan tanggap darurat. Kepala Dinas Kesehatan sebagai wakil komandan. Dinas Cipta Karya, Dinas Bina Marga, Dinas Sosial, BPBD, Basarnas, TNI dan Polri sebagai anggota pelaksana,” rinci Soedarmo, Rabu (7/12/2016) dalam siaran pers yang diterima Bisnis.
Dia menambahkan, pemprov telah mengirimkan segala kebutuhan bagi para korban. Pemprov Aceh juga telah menginstruksikan kepada SKPA terkait untuk melihat dan memenuhi langsung segala kebutuhan korban, seperti dapur umum, dan tenda penampungan. “Dapur umum dan tenda penampungan juga kami telah perintahkan untuk didirikan di lokasi terdekat dengan warga. Melalui RSU Zainoel Abidin kami juga mengirimkan dokter bedah untuk memeriksa korban,” tambahnya.