Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengirim karangan bunga duka di rumah Ir Dodi Triono. Dalam karangan bunga tersebut Mensos mengucapkan duka cita kepada seluruh korban. "Jadi kami sudah melakukan pemeriksaan autopsi ya, namun hasil itu butuh beberapa segala macam dan lain lain, sampai saat ini kami belum dapat menyimpulkan," kata Yusuf usai serah terima jenzah korban pembunuhan Pulomas di RS Polri, Rabu (28/12). "Jika sudah kami dapatkan hasil, nanti kami serahkan ke penyidik," sambungnya.
Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian (Kabid Yandokpol) RS Polri, Kramat Jati,Jakarta Timur, Kombes Pol Yusuf Mawadi mengatakan, masih ada sejumlah tahapan pemeriksaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil tes yang akurat. Setelahnya, kata Yusuf, hasil akan diserahkan kepada penyidik untuk menentukan langkah selanjutnya.
Terlihat di lokasi, Jl Pulomas Utara No 7A, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016), karangan bunga duka cita tersebut diletakkan di depan rumah dan diikatkan pada sebuah pohon. Kalimat di dalamnya bertuliskan, 'Turut berduka cita ata meninggalnya Dodi Triono, Diona Arika Andra Putri, Dianita Gemma Dzalfayla, Amel, Yanto. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa'.
Menurut polisi yang berjaga di lokasi, karangan bunga diletakkan tadi malam. Warga yang penasaran akan apa yang terjadi di rumah tersebut masih terlihat mendatangi lokasi. Sebelumnya, polisi sudah mengautopsi seluruh jenazah korban pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur. Meski demikian, hasil autopsi belum bisa diumumkan kepada publik.
Polisi Belum Bisa Simpulkan Penyebab Kematian Korban Pembunuhan di Pulomas | PT Equityworld
Polisi sudah mengautopsi seluruh jenazah korban pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur. Meski demikian, hasil autopsi belum bisa diumumkan kepada publik.
Jenazah Amel, teman Gemma, yang turut tewas dalam kejadian ini akan dibawa keluarga ke Bekasi, Jawa Barat, untuk dimakamkan. Sementara dua korban lainnya yang merupakan sopir Dodi, Yanto dan Tasrok akan dimakamkan keluarga di kampung halamannya, masing-masing di Purbalingga dan Pemalang, Jawa Tengah.
Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian (Kabid Yandokpol) RS Polri, Kramat Jati,Jakarta Timur, Kombes Pol Yusuf Mawadi mengatakan, masih ada sejumlah tahapan pemeriksaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil tes yang akurat. Setelahnya, kata Yusuf, hasil akan diserahkan kepada penyidik untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Jadi kami sudah melakukan pemeriksaan autopsi ya, namun hasil itu butuh beberapa segala macam dan lain lain, sampai saat ini kami belum dapat menyimpulkan," kata Yusuf usai serah terima jenzah korban pembunuhan Pulomas di RS Polri, Rabu (28/12/2016). "Jika sudah kami dapatkan hasil, nanti kami serahkan ke penyidik," sambungnya.
Lanjut Yusuf, sejauh ini hasil autopsi belum bisa mengidentifikasi apakah ada luka atau bekas kekerasan lain di tubuh para korban. Namun dia mengaku akan segera menyelesaikan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada.
"Pemeriksaannya karena multi ya banyak, nggak bisa dijelaskan, kalau hasil belum bisa menyimpulkannya, proses secepatnya, ini kan pelayanan prima ya kepada pasien, kita siapkan semuanya. Memang autopsi seperti itu, setelah diperiksa, pakai laboratorium juga, jadi belum selesai," tutur Yusuf.
Seluruh jenazah korban sudah dibawa pulang oleh pihak keluarga. Keenam jenazah korban akan dimakamkan di lokasi yang berbeda. Korban yang juga pemilik rumah, Ir Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9) rencananya akan dimakamkan di di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, hari ini.
GBK Bantah Korban Pembunuhan di Pulomas Terkait Proyek Renovasi | PT Equityworld
Direktur Umum Gelora Bung Karno, Bertho Darmo Poedjo Asmanto, membantah informasi yang mengatakan pengusaha Dodi Triono adalah pemenang tender atau terkait dengan tender proyek renovasi GBK yang saat ini sedang berlangsung.
Enam korban yang meninggal dalam peristiwa ini adalah pemilik rumah Dodi Triono (59), kedua putri Dodi: Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9), teman Gemma: Amel (9), dan dua supir Dodi: Yanto dan Tasrok (40).
Lima korban yang selamat adalah anak Dodi: Zanette Kalila Azaria (13), tiga pembantu rumah tangga yaitu Emi (41), Fitriani (23) dan Windy (23), serta pengurus anak: Santi (22). Zanetta belum bisa memberi banyak keterangan kepada aparat, selain karena masih mengalami trauma, ia adalah seorang tuna rungu
Dodi Triono bersama dua putri, seorang teman putrinya dan dua supir ditemukan tewas di rumahnya di Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (27/12). Lima orang lainnya ditemukan dalam kondisi lemas karena dehidrasi dan luka-luka, dan kini dirawat di RS Kartika Pulomas.
Dodi Triono adalah pemilik perusahaan konsultan arsitektur PT. DA Internasional, yang merupakan salah satu mitra lama Gelora Bung Karno (GBK). Tetapi dalam pers release GBK yang diterima VOA Selasa sore (27/12) dinyatakan “terkait pemberitaan yang menyebut bahwa Ir. Dodi Triono adalah pemegang tender proyek renovasi SUGBK, sepanjang yang kami ketahui, almarhum tidak ada hubungan kerja langsung dalam proyek dimaksud”.
Namun GBK mengakui bahwa Dodi Triono adalah salah satu mitra kerja lama, yang berencana mengembangkan sebagian kawasan GBK yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan renovasi GBK dalam rangka Asian Games 2018.
Pembunuhan di rumah keluarga Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, menarik perhatian luas masyarakat, karena banyaknya jumlah korban yang tewas dan luka-luka, serta tingkat kekejaman yang luar biasa.
Berdasarkan keterangan sementara saksi mata, sedikitnya dua pelaku mengunci 11 korban di dalam sebuah kamar mandi tertutup berukuran 1,5 X 1,5 meter yang tidak dilengkapi jendela. Beberapa korban sempat dilukai terlebih dahulu sebelum dimasukkan dalam kamar mandi itu.
Upaya kesebelas korban meminta pertolongan sia-sia, karena letak kamar mandi yang berada di bagian belakang rumah yang berukuran sangat besar. Korban dikunci sejak Senin sore (26/12) hingga Selasa pagi (27/12), ketika teman seorang anak korban datang ke rumah itu dan curiga dengan kondisi di dalam rumah. Ia segera meminta bantuan para tetangga, yang kemudian mengontak polisi.