Pembayaran tunai atau secara cash tidak akan lagi dilayani | PT Equityworld Futures Pusat
Kepala Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan BPJT, Hadi Suprayitno mengatakan, hal ini menjadi salah satu isu yang intens dibahas oleh pemerintah. Hal ini kerap terjadi pada negara-negara yang ingin menerapkan cashless society.
"Itu juga jadi salah satu isu yang dibahas. Itu juga kami ada studi banding di Malaysia juga begitu, bagaimana dengan isu tenaga kerjanya. Karena kan mereka kan juga menuju ke sana (non tunai)," katanya kepada wartawan saat ditemui di kantor BPJT, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Tahun ini pembayaran tol di seluruh gerbang-gerbang tol di Indonesia bakal menerapkan sistem non tunai atau menggunakan uang elektronik secara penuh. Artinya pembayaran tunai atau secara cash tidak akan lagi dilayani. Hal ini sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mengimplementasikan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
Dengan diterapkannya kebijakan ini, maka transaksi pembayaran di gerbang tol pun akan berlangsung secara otomatis. Lantas bagaimana nasib tenaga kerja yang selama ini menjadi petugas pada gerbang tol manual?
Meski masih terus dibahas, ia mengatakan salah satu opsi yang dilakukan adalah mengalihkan porsi pekerjaan tenaga kerja ke bagian lainnya dalam pengoperasian jalan tol. Ditambah lagi semakin bertambah banyaknya ruas jalan tol yang akan beroperasi pada tahun-tahun mendatang.
"SDM memang salah satu isu yang dibahas. Tapi operator-operator sudah mempersiapkan bagaimana mengalihkan tenaga kerja itu," tandasnya.
"Isu tenaga kerja ini memang harus dibahas bersama. Tapi memang beberapa kali pembahasan terakhir, akan ada salah satu solusi untuk dialihkan (tenaga kerjanya) ke sektor lain. Misalnya pemeliharaan jalan, pemeliharaan atau maintenance alat. Nanti kan ada bentuk training segala macam," tutur Hadi.
Wujudkan Cashless Society, BPJT Terapkan Bayar Tol Nontunai Mulai Tahun Ini | PT Equityworld Futures Pusat
Demi mewujudkan cashless society, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menerapkan sistem transaksi pembayaran nontunai atau secara elektronik di seluruh gerbang tol di Indonesia pada akhir 2017 ini.
Selain itu, tujuan dari adanya transaksi nontunai ini adalah untuk memangkas waktu antrean kendaraan di gerbang tol, sehingga lebih efisien.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BPJT, Herry TZ.
“Kami ingin meningkatkan penetrasi penggunaan transaksi pembayaran nontunai atau elektronik di semua gerbang tol di seluruh Indonesia. Kita lagi bekerja untuk mewujudkan cashless society di jalan tol tahun ini,” ungkapnya, Senin (13/3/2017).
Nantinya, seluruh gerbang tol dapat melayani transaksi pembayaran elektronik dari semua bank, bukan hanya bank badan usaha milik negara (BUMN) saja.
“Alasannya supaya lebih efisien, makanya nanti nasabah semua bank bisa bayar tol nontunai di gerbang tol, tidak cuma bank BUMN saja,” lanjut Herry.
Demi mewujudkan hal tersebut, Herry melanjutkan, pihaknya bekerjasama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Bank Indonesia (BI), dan perbankan.
Lebih jauh, Herry mengatakan, saat ini penetrasi penggunaan transaksi pembayaran elektronik di gerbang tol baru mencapai 23 persen. Namun, mereka menargetkan untuk bisa menjadi 100 persen di 2017 ini.